[PORTAL-ISLAM.ID] Akun instagram seorang artis bernama Ike Muti (@ikemuti16) telah menghebohkan publik terkait proyek Pemda DKI.
Dikutip dari wikipedia, Ike Muti bernama asli Indah Kartika Mutiarawati Pranggono, telah membintangi puluhan judul film baik sinetron, FTV, maupun layar lebar serta berbagai iklan.
Postingan di akun Instagramnya pada Kamis (30/7/2020) menyebut-nyebut proyek Pemda Aziz Blogger July 31, 2020 Admin Bandung Indonesia
[PORTAL-ISLAM] Ulah empat orang ini dianggap menjadi spesialis mengadudomba anak bangsa karena mereka merasa dibackup alias dilindungi oleh rezim.
Hal ini disampaikan oleh Christ Wamea di akun twitternya.
"Merasa dibekap oleh rezim maka empat orang ini menjadi spesialis mengadu domba anak bangsa," ujar @ChristWamea, Jumat (31/7/2020).
Dalam postingannya tersebut @ChristWamea mengunggah empat foto, yaitu Denny Siregar, Boedi Djarot, Ade Armanda dan Permadi Arya alias Abu Janda.
Boedi Djarot saat ini tengah menjadi sorotan karena memimpin aksi di depan DPR pada 27 Juli lalu yang diwarnai aksi pembakaran poster Habib Rizieq Syihab.
Postingan Christ Wamea ini mendapat banyak respon dari warganet.
"Betul pak....bukan merasa dibackup... Mereka memang "pegawai" rezim.,. Kita tunggu tanggal mainnya....," ujar @Gus_Kalacakra.
"Tunggu aja Oom.. pesta pasti ada akhirnya," komen @Haifa0man.
Aziz Blogger July 30, 2020 Admin Bandung IndonesiaMerasa dibekap oleh rezim maka empat orang ini menjadi spesialis mengadu domba anak bangsa. pic.twitter.com/GxTp59LObh
— Christ Wamea (@ChristWamea) July 30, 2020
Christ Wamea: Merasa Di-Backup Rezim, 4 Orang Ini Menjadi Spesialis Mengadu domba Anak Bangsa
[PORTAL-ISLAM] Pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Boedi Djarot saat ini sedang dicari-cari oleh laskar FPI lantaran pembakaran poster Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab oleh massa aksi memperingati kerusuhan 27 Juli alias kudatuli, di depan Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Senin (27/7/2020) lalu.
Boedi sendiri mengklaim tak menginstruksikan massa GJI untuk membakar poster Habib Rizieq Shihab tersebut. Ia mengaku tak bisa menghentikan kejadian pembakaran poster karena massa sudah dipenuhi oleh kemarahan.
"Saya tak mau membakar. Tapi kalau saya menghentikan mereka, jatuh wibawa saya. Silakan saja, namanya juga orang marah," kata Boedi sepertti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (29/7/2020)
Boedi Djarot selama ini dikenal sebagai pendukung dan relawan Jokowi pada pilpres 2019 lalu.
Salah satu pendukung Jokowi di sosial media akun @partaisocmed pernah memposting video bukti Boedi Djarot sebagai relawan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.
[Video]
Ini bukti bahwa Boedi Djarot ketum GJI (Gerakan Jaga Indonesia) adalah relawan Jokowi pada pilpres 2019 kemarin pic.twitter.com/fR2dQkLvaT
— #99 (@PartaiSocmed) March 18, 2020
[Video Pembakaran Poster HRS]
Aziz Blogger July 30, 2020 Admin Bandung IndonesiaApa yang terlintas dipikiran sobat kami yang budiman ketika melihat spanduk foto gambar Imam Besar Umat Islam Indonesia dibakar layaknya mirip seperti prilaku PKI waktu menyiksa para Jenderal dulu— Doradong (@Do_ra_do_ng) July 27, 2020
Like & Rt sobat sebagai bentuk kepedulian kita terhadap IB HRS
Takbir, Allahuakbar pic.twitter.com/8QWoezZizq
Ini Bukti bahwa Boedi Djarot adalah relawan Jokowi pada pilpres 2019
[PORTAL-ISLAM] Viral video seorang driver Gojek bentak-bentak petugas perempuan Satpol PP DKI Jakarta yang menyampaikan aturan penggunaan masker.
Sudah salah gak pakai masker, diberitahu baik-baik, ehh malah marah ngotot bentak-bentak.
Video ini juga diunggah oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ariza Patria di akun twitternya.
"Ibu, Bpk yang kami hormati. Petugas @SatpolPP_DKI yg mengajak kita memakai masker itu sesungguhnya telah menjaga nyawa kita, menjaga harapan keluarga pada kita. Perubahan perilaku tidak mudah, Terima kasih kesabaran Ibu Satpol PP. Masker ini soal nyawa..," kata Ariza Patria @BangAriza di twitter, Rabu (29/7/2020).
Ibu, Bpk yang kami hormati. Petugas @SatpolPP_DKI yg mengajak kita memakai masker itu sesungguhnya telah menjaga nyawa kita, menjaga harapan keluarga pada kita
— Ariza Patria | Tiga M (@BangAriza) July 29, 2020
Perubahan perilaku tidak mudah, Terima kasih kesabaran Ibu Satpol PP. Masker ini soal nyawa..https://t.co/DJ6nsW4g9Z pic.twitter.com/MlHtNMaCym
Dalam keterangan video kejadian pada 27 Juli 2020 di Jakarta Timur.
Ulah driver Gojek ini juga bikin kesel warganet.
Banyak warganet yang minta pihak Gojek untuk menindak drivernya ini.
Pihak Gojek akhirnya menyampaikan respon atas insiden tsb.
"Selamat malam Bang Riza. Kami menyesalkan perilaku tersebut krn tidak sejalan dengan komitmen Gojek untuk mengedepankan protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan dalam ekosistem. Saat ini kami melakukan koordinasi dgn pihak terkait untuk memproses dan memberi edukasi kpd ybs," tulis @gojekindonesia di akun twitternya.
Warganet menilai perlu ada sanksi, bukan sekedar edukasi.
"Jika hanya pelanggaran biasa bisa dibina, jika attitude temperamental bisa membahayakan keselamatan sendiri dan orang lain," ujar @WeryDon.
Selamat malam Bang Riza. Kami menyesalkan perilaku tersebut krn tidak sejalan dengan komitmen Gojek untuk mengedepankan protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan dalam ekosistem. Saat ini kami melakukan koordinasi dgn pihak terkait untuk memproses dan memberi edukasi kpd ybs— Gojek Indonesia (@gojekindonesia) July 29, 2020
Saya rasa hal tersebut lebih dari sekedar tidak dijalankannya protokol kesehatan, tapi juga ditambah attitude driver yang tidak baik, saran saya bisa di suspend permanently driver yang bersangkutan,— Sianak Bawang (@Achtung_Loman) July 29, 2020
Manusia seperti dia sdh tdk akan mempan utk diedukasi. Beri sangsi suspend 😡https://t.co/7phXArPxY6
— RANGER (@Wrp73RM) July 29, 2020
Aziz Blogger July 29, 2020 Admin Bandung IndonesiaJika hanya pelanggaran biasa bisa dibina, jika attitude temperamental bisa membahayakan keselamatan sendiri dan orang lain
— Don Wery (@WeryDon) July 29, 2020
Sudah Salah Ngotot Bentak-bentak Petugas Perempuan, Driver Gojek Tak Pakai Masker Tak Mau Patuhi Aturan
[PORTAL-ISLAM] Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap pembobol data Denny Siregar. Tersangka berinisial FPH (26 tahun) merupakan karyawan kontrak (outsourcing) di Grapari Telkomsel Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Reinhard Hutagaol mengatakan, FPH bekerja sebagai customer service. Tersangka mengambil data Denny Siregar di basis data Telkomsel tanpa izin.
Data pelanggan Telkomsel tidak bisa disalin dari sistem. “Maka, pelaku mengambil gambar data (capture) dan mengirimkannya ke akun @opposite6890 melalui direct message di Twitter," kata Kombes Pol Reinhard Hutagaol, Jumat (10/7/2020).
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 46 ayat 1 hingga 3 jo Pasal 30 ayat 1 sampai 3. Selain itu, dijerat Pasal 48 ayat 1 hingga 3 jo Pasal 32 ayat 1 sampai 3 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
FPH juga dijerat Pasal 50 jo Pasal 22 UU Telekomunikasi, dan/atau Pasal 362 KUHP, dan/atau Pasal 95 A UU tentang Administrasi Kependudukan.
"Ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10 miliar," kata Kombes Pol Reinhard Hutagaol.
Dokter Tuntut Keadilan
Atas gerak cepat pihak kepolisian dalam kasus bocornya data Denny Siregar ini, baru-baru ini seorang dokter (@LisaAmartatara3) juga menuntut perlakuan yang sama.
"Dear @Telkomsel Saya mau minta KEADILAN.. Data saya juga di share luas oleh @xdigeeembok dan lain2 termasuk @Dennysiregar7.
Kenapa Deni bisa di proses, Saya TIDAK!
CC @DivHumas_Polri @CCICPolri @kemkominfo," ujar dr. Lisa Amartatara di akun twitternya @LisaAmartatara3, Senin (13/7/2020).
Aziz Blogger July 14, 2020 Admin Bandung IndonesiaLangkah pertama utk mempersatukan seluruh elemen bangsa adalah dgn membuat Hukum menjadi panglima, tidak tebang pilih & adil kpd semuanya. Kita lihat apakah itu masih ada di negeri tercinta Indonesia Raya ?!
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) July 14, 2020