NAPA, Calif. — If it were not for the thick blanket of smoke hanging low in the cloudy afternoon sky, there would be no way to tell that anything was amiss in downtown Napa on Saturday.
Shoppers browsed boutique clothing stores, families slurped noodles in a plaza, couples sipped wine on outdoor patios and the popular Oxbow Public Market was bustling — even as a nearby series of wildfires ballooned into the third-largest conflagration in California history.
“It’s starting to feel like business as usual,” said Hilary Olsen, who was eating lunch with a friend in nearby Yountville. “We almost check fires this time of year like people check tides to go surfing.”
Higher temperatures, winds and lightning strikes that could spark new wildfires were expected on Sunday in an already dry Northern California. Firefighters made some progress on Saturday, with cooler temperatures and humidity, but Sunday’s weather threatened to erase it. Officials told residents in at-risk areas, like Santa Cruz, on the coast, to prepare to flee at any moment with “go bags.”
“Bracing for more lightning,” California Department of Forestry and Fire Protection Chief Thom Porter tweeted.
Evacuations were also ordered at the edges of Silicon Valley in Fremont in Alameda County.
The massive wildfires raging across Northern California have scorched more than one million acres and forced more than 100,000 people to evacuate in the midst of the coronavirus pandemic. In wine country, the L.N.U. Lightning Complex has spread to 325,128 acres throughout five counties, including Napa and Sonoma Counties.
But locals seemed unfazed on Saturday afternoon, expressing a weary acceptance: We’re used to this.
“It’s the new normal — what next?” said Bulah Cartwright, the manager of Inti, a clothing and jewelry store in Napa. “We’ve had earthquakes, fires, flooding. It’s exhausting, but we’ll get through. We’ve gotten through worse.”
Wine country residents are well aware of the perils posed by wildfires. The Tubbs Fire swept through the area in 2017, devastating the town of Santa Rosa and killing 22 people. Last year’s Kincade Fire destroyed hundreds of buildings, including much of the Soda Rock winery in Healdsburg.
But shop owners and locals said on Saturday that they were more concerned that the smoke and flames might drive away the tourists upon which the region relies.
“Business has been slow, obviously,” said Thea Witsil, the owner of Wildcat Vintage Clothing in Napa. It might seem busy on a Saturday, she said, but “come here in the middle of the week, it’s a completely different story.”
Many tourists, though, were also undeterred by the persistent fumes that blew through Napa Valley towns and partially obscured nearby hills.
“We feel bad doing all this nice stuff when people are having to evacuate and lose their homes, but at the same time, if we cancel, we leave a lot of them as employees in the dust,” said Daniel, who was visiting Yountville from Los Angeles for his birthday and declined to provide his last name. “I feel like if Covid’s taught us anything, you have got to try to enjoy things and work around life as you can.”
Though many of the region’s more rural wineries remain open, some have been forced to evacuate and some are concerned about their grapes. The 2017 blazes largely spared the valuable vineyards themselves, but grapes that were still on the vine absorbed smoke taint that ruined the wine, giving it an ashy taste.

Wineries that are still open have introduced pandemic-era rules for their tastings: keeping guests outside, ensuring they remain socially distanced and requiring them to wear masks when not drinking.
Jon Ruel, the chief executive of the Trefethen Family Vineyards winery, located between Napa and Yountville, said he was not concerned about this year’s grape crop, as long as smoke does not hover over Napa Valley for a sustained period. If the fires stay mostly in the hills, he said, the chance of smoke contamination is low.
“I’m calm,” Mr. Ruel said. “Every year represents challenges.”
On Washington Street, tiny Yountville’s main drag, the upscale restaurants and wineries were packed, and tourists braved the 94-degree heat to line up outside the Bouchon Bakery, spaced six feet apart. Ms. Olsen, a Marin County resident, sat outside a restaurant with her friend from Napa, Francein Hansen, as they reflected on how wildfires have become synonymous with life in California.
“There’s monsoons in Arizona. There’s hurricanes in Hawaii,” Ms. Hansen said. “You’ve got to pick your natural disaster.”
"wine" - Google News
August 23, 2020 at 11:25PM
https://ift.tt/3gnEu3s
In California’s Wine Country, a Familiar Threat of Smoke and Flame - The New York Times
"wine" - Google News
https://ift.tt/3d98ONZ
https://ift.tt/2KTSYuD
Wine Aziz Blogger August 23, 2020 Admin Bandung Indonesia
Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia belum mengenal KOMPUTER atau alat hitung sejenis, IMAM SYAFI'I telah mampu mendata JUMLAH masing-masing HURUF dalam AL-QURAN secara detail dan tepat.
Imam Syafi’i dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an disusun sesuai dengan banyaknya:
o ا Alif : 48740 huruf,
o ل Lam : 33922 huruf,
o م Mim : 28922 huruf,
o ح Ha ’ : 26925 huruf,
o ي Ya’ : 25717 huruf,
o و Waw : 25506 huruf,
o ن Nun : 17000 huruf,
o لا Lam alif : 14707 huruf,
o ب Ba ’ : 11420 huruf,
o ث Tsa’ : 10480 huruf,
o ف Fa’ : 9813 huruf,
o ع ‘Ain : 9470 huruf,
o ق Qaf : 8099 huruf,
o ك Kaf : 8022 huruf,
o د Dal : 5998 huruf,
o س Sin : 5799 huruf,
o ذ Dzal : 4934 huruf,
o ه Ha : 4138 huruf,
o ج Jim : 3322 huruf,
o ص Shad : 2780 huruf,
o ر Ra ’ : 2206 huruf,
o ش Syin : 2115 huruf,
o ض Dhadl : 1822 huruf,
o ز Zai : 1680 huruf,
o خ Kha ’ : 1503 huruf,
o ت Ta’ : 1404 huruf,
o غ Ghain : 1229 huruf,
o ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
o ظ Dza’ : 842 huruf.
Jumlah semua huruf dalam al-Quran sebanyak 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu).
Setiap kali kita khatam Al-Quran, kita telah membaca lebih dari 1 juta huruf.
Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira-kira 10 juta pahala kita dapatkan.
Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca al-Quran dan memahami maknanya.
Wallahu a'lam.
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3hnrjkm
via IFTTT Aziz Blogger August 23, 2020 Admin Bandung Indonesia
Huruf dalam Al-Quran
[PORTAL-ISLAM] ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah, beserta delegasi di Vahdettin Mansion di Istanbul, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Wakil Haniyah, Saleh al-Arouri, dan kepala Badan Intelijen Turki Hakan Fidan, juga menghadiri pertemuan tersebut, menurut laporan tersebut. Laporan tersebut tidak menyebutkan topik yang dibahas selama pertemuan tersebut.
Pertemuan Erdogan dan pemimpin Hamas ini ditengah situasi panas pasca normalisasi Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel yang ditolak oleh semua faksi perlawanan Palestina.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan TRT Arabi pada hari Jum'at, Pemimpin Hamas Ismail Haniyah menegaskan rakyat Palestina tidak akan pernah menyerah dengan penjajah Israel.
“Siapapun yang percaya bahwa Umat sedang melewati masa kelemahan, fragmentasi dan kekalahan serta tidak mampu menghadapi Israel adalah delusi… karena rakyat Palestina yang telah berjuang selama lebih dari satu abad belum menyerah, dan tidak akan pernah mengakui Israel,” tegasnya.
Kunjungan pemimpin dan delegasi Hamas ke Istanbul membuktikan betapa kuat dukungan Turki dibawah pimpinan Presiden Erdogan kepada Palestina.
Bahkan saat berhasil mengembalikan Hagia Shopia menjadi masjid kembali, Erdogan menegaskan merupakan satu langkah awal pembebasan Masjid Al-Aqsa.
Sumber: TRT, TRTWorld
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3j9op2W
via IFTTT Aziz Blogger August 23, 2020 Admin Bandung Indonesia
Presiden Erdogan Bertemu Pemimpin Hamas Ismail Haniyah di Istanbul, Dukungan Turki Begitu Kuat untuk Palestina
Oleh: Anton Permana (Anak kalong keluarga besar TNI)
Saya sedikit berbeda pandangan dan analisis dengan saudara Denny JA terkait tiga skenario KAMI yang diejewantahkan dalam artian kontestasi politik 2024.
Kehadiran KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) menurut saya adalah bahagian dari titik jenuh dari sebuah kepemimpinan dan sistem pemerintahan yang justru dianggap sebahagian besar masyarakat mengalami kerusakan parah dari berbagai lini.
Kalau kita berbicara sistem, berarti permasalahannya tidak cukup pada jabatan Presiden semata. Tapi lebih kita angkat lebih tinggi lagi kepada tataran akar konsepsi bernegara kita pasca Reformasi 22 tahun ini. Apakah menjadi lebih baik? Atau justru semakin rusak?
Dalam beberapa Webinar yang saya ikuti, didapati kesimpulan bahwasanya, akar dari kerusakan yang terjadi saat ini bermula dari amandemen UUD 1945 secara radikal di tengah hiruk pikuk euphoria reformasi.
Terjadi kekacauan hukum berupa cacat konstitusi yang muaranya adalah, Indonesia hari ini sudah jauh lari dari Indonesia yang dicita-citakan para pendiri Bangsa.
Sejatinya, ketika sebuah negara dilakukan revolusi apakah itu melalui kudeta militer, atau kudeta konstitusi, selagi hasil revolusi itu membawa kebaikan bagi rakyat banyak tentu tidak akan melahirkan perlawanan balik. Berarti revolusi yang dilakukan itu adalah benar dan tepat.
Kalau kita jujur sebenarnya reformasi 98 itu adalah "Silent revolution". Tidak saja menjatuhkan Soeharto tetapi mengganti dan merubah bentuk negara Indonesia melalui amandemen konstitusi. Ketika konstitusi berubah berarti negara juga berubah alias menjadi baru, dan negara yang lama menjadi bubar walaupun nama dan "casingnya" masih sama.
Reformasi (soft revolution) yang terjadi di Indonesia, yang awalnya penuh dengan mimpi indah kesejahteraan, bebas KKN, bebas bicara, mandiri, berdaulat terbukti hanyalah pepesan kosong. Kita semua silahkan jujur menjawabnya.
Bahwa reformasi itu hanya dinikmati oleh segelintir elit semata. Para agen-agen proxy asing yang buktinya hari ini berkuasa.
Cuma yang terjadi justru sebaliknya; kerusakan disharmonisasi antar masyarakat, serta hilangnya kedaulatan bangsa semakin rusak parah. Reformasi 98 terbukti membawa Indonesia ke dalam kondisi yang lebih buruk. Ini fakta yang tidak terbantahkan. Maka lahirlah koreksi dan perlawanan dari rakyat. Itu sudah lumrah dalam negara demokrasi. Ketika anda tidak becus dalam mengelola negara, maka rakyat muncul menuntut hak nya.
Membaca maklumat dari KAMI kalau kita pahami secara mendalam, adalah buah dari akumulasi kerusakan yang di buat dalam bentuk maklumat dan koreksi atas pengelolaan negara yang salah urus.
Ibarat pepatah orang Minangkabau, "Kalau tersesat di jalan, maka baliklah ke pangkal jalan".
Amandemen secara radikal terhadap UUD 1945 terbukti hari ini hanya melahirkan "Neo Kolonialisasi, Neo Liberalisme, dan Neo Komunisme".
Hal ini dimulai dari diubahnya pasal 1 tentang kedaulatan rakyat yang diwakili oleh MPR sebagai lembaga tertinggi dan mandataris Presiden. Dimana di dalam tubuh MPR itu terdiri dari berbagai perwakilan elemen masyarakat seperti utusan golongan dan daerah.
Namun pasca reformasi, kedaulatan rakyat itu telah dibajak partai politik. Dimana dengan sistem politik yang "mahal" menjadi pintu masuk para cukong kapitalis.
Selanjutnya pasal 6 tentang syarat jadi Presiden harus pribumi diganti dengan cukup warga negara saja. Pasal ini selain menghilangkan hak pribumi sebagai identitas sebuah bangsa, bisa juga membuka pintu seluas-luasnya bagi anasir asing entah dari negara mana saja untuk bisa jadi Presiden di Indonesia.
Kita semua jangan kaget jika ada masanya nanti, orang asing buat KTP, punya uang banyak nyalon presiden dan jadi Presiden di Indonesia.
Selanjutnya yang sangat krusial adalah pasal 33 yang meliberalisasi ekonomi Indonesia. Hingga hilang kedaulatan rakyat dimana sesungguhnya negara hadir untuk mensejahterakan rakyat. Sekarang bagaimana mau sejahtera, kalau sumber kekayaan alam dikuasai asing yang berkolaborasi dengan kekuasaan oligharki?
Jadi kembali saya tekankan, mengganti Presiden saja tidak akan merubah apalagi memperbaiki nasib bangsa ini. Mau ganti presiden 10 kalipun kalau masih sistem konstitusi versi amandemen ini juga yang dipakai, bangsa Indonesia akan selalu berputar-putar terjebak dalam lingkaran setan.
Apalagi dengan bangkitnya China dengan ambisi komunismenya menguasai dunia. Indonesia pasti akan menjadi target utama invansi dan agenda neo kolonialisasi. Arah kesana sudah semakin jelas dan nyata.
Jadi, yang paling fundamental untuk diperbaiki dari Indonesia hari ini adalah; kembali kepada bentuk dasar negara Indonesia ini didirikan, sesuai cita-cita para pendiri bangsa yang sudah sedemikian paripurna menyusun arah konstruksi bernegara kita.
Yaitu, dengan falsafah Pancasila serta UUD 1945 yang asli versi dekrit Presiden 5 juli 1959. Agar proses rekrutmen kepemimpinan nasional dan kedaulatan rakyat dalam kelembagaan MPR kembali baik dan ada untuk memutus mata rantai kekuasaan oligarki.
Agar, Indonesia kembali menjadi dirinya. Sesuai sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Tidak ditarik ke kanan, maupun ke kiri. Apalagi sekarang, potensi menggeser haluan Pancasila untuk menjadi berhaluan komunis sudah semakin nyata dengan munculnya RUU HIP/BPIP ini.
Perang konsepsi negara ini mesti dihentikan dengan kembali dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Caranya, banyak jalur konstitusional yang bisa dilakukan.
Yang jelas pada prinsipnya, Indonesia adalah negara berkedaulatan rakyat. Sesuai pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
KAMI hadir sebagai salah satu bentuk kesadaran kolektif kelompok "civil society" dari bangsa Indonesia. Sebagaimana dulu juga lahir Syarikat Islam, Boedi Oetomo sebagai pergerakan moralitas dan kebangsaan (puncaknya 1928) agar bebas dari penjajahan. Jadi lucu kalau ada pihak yang hari ini menjadi kepanasan dan panik.
Bedanya KAMI hadir di saat negeri ini sudah merdeka 75 tahun, tetapi dianggap telah gagal membawa kemakmuran, keadilan, kesejahteraan bagi masyarakat.
KAMI memaparkan semua itu dengan presisi dan sangat elegan. Fakta empiris kondisi keterpurukan bangsa hari ini.
Terlalu prematur kalau kemudian gerakan ini langsung "distigmakan" menjadi sebuah gerakan politik pilpres 2024. Itu kecil dan jauh dari agenda KAMI untuk menyelamatkan Indonesia.
Namun apapun itu, KAMI adalah jalan alternatif ketika fungsi sosial kontrol lembaga seperti legislatif, yudikatif seakan tidak berfungsi hari ini. Media dan mahasiswa pun seakan bungkam atas kemerosotan terjadi hari ini. Entah apa dan siapa yang bermain di dua pilar demokrasi itu. Silahkan jawab sendiri.
Artinya, KAMI adalah sebuah fungsi sosial kontrol sesama anak bangsa yang dijamin hak dan kewajibannya oleh UUD. Yaitu; Hak berpendapat pasal 28, serta kewajiban bela negara dalam pasal 30 UUD 1945.
Semoga gerakan KAMI ini terus bergelora di seluruh Nusantara. Agar, rakyat terbangun dari mimpi indah reformasi. Rakyat terjaga dan dapat bersama-sama meminta hak nya kepada penyelenggara pemerintah hari ini apapun caranya untuk kembali kepada UUD 1945.
Salam Indonesia Jaya!
*Penulis asdalah Alumni Lemhanas RI PPRA LVIII Tahun 2018
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3aRoiGk
via IFTTT Aziz Blogger August 23, 2020 Admin Bandung Indonesia
KAMI DARI MANA? DAN MENUJU KEMANA?
Saya tidak pada posisi mau berdebat soal apa itu khilafah, ilmu saya tak seberapa,
Tapi.....
Ketika ada yang mendebatmu tentang cara pandangmu terhadap Khilafah yang kamu gaungkan dengan semangat membara, jangan lalu kamu justifikasi mereka yang mendebatmu sebagai anti khilafah, lebih-lebih anda baca kitab aja ndak pernah, bahasaa arab ndak bisa, ngaji juga cuma sepekan sekali, paling poll google sama baca buku terjemahan.
Dan juga bagi yang anti Khilafah ala HTI, tolong deh, jangan diskreditkan kata khilafah karena itu salah satu terminologi dalam agama Islam. Tidak semua umat Islam memiliki kefahaman yang sama tentang makna Khilafah. Jangan di sama ratakan bahwa Khiafah sudah pasti HTI. Katakan saja anti HTI jangan anti Khilafah. Seperti pesan Cak Nun.
Tafsir dan cara pandang Khilafah itu beraneka ragam. Tariklah perdebatan itu dalam kajian-kajian ilmiah. Tap ya yang berdebat plis, yang paham ilmu, sama sama modal google kok debat agama.
Tong kalau sama sama kosong bentur, cuma menghasilkan kebisingan glonthangan.
Banyak persoalan yang layak kalian debatnya.
Bagaimana kalian membangun ekonomi umat,
Misal:
Distribusi pendapatan agar tidak ada muskaya yang bisa punya emas banyak sisi lain ada yang cari makan saja susah.
Bagaimana optimalkan kepemilikan property bagi umat Islam dengan tanpa riba, dengan ekonomi terbatas tapi memiliki aset.
Bagaimana meningkatkan pendapatan perkapita umat, sehingga dana ZIS meningkat, kapasitas umat meningkat.
Juga di bidang kesehatan, bagaimana konsep kesehatan muslim, yang bisa menjamin kesehatan umat di kala pandemi.
Bagi saya itulah perjuangan memperkuat Umat yang riil, Khilafah yang riil.
Kalian bicara khilafah, wong kalian aja masih masuk golongan 8 asnaf orang yang berhak menerima zakat. Aduh....
(By Arka Atmaja)
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3aQycZa
via IFTTT Aziz Blogger August 23, 2020 Admin Bandung Indonesia