Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Teknik Budidaya Cabai Keriting


 

TENTANG CABAI KERITING

Cabai keriting merupakan tanaman musiman dengan tinggi dapat mencapai satu meter, daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter dengan daun bunga putih. Tanaman cabai keriting merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang biak didataran tinggi maupun dataran rendah.

TEKNIK BUDIDAYA

Syarat Iklim
Pada umumnya cabai keriting dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai keriting adalah 24-27derajat C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160-230 C.

Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8.

Persiapan Lahan dan Tanam
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
  • Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
  • Pengapuran dilakukan jika tanah yang akan ditanami cabai keriting cendrung bersifat asam
  • Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30-40 cm, kemudian dikeringkan selama 7-14 hari.
  • Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110-120 cm, tinggi 40-50 cm, dan panjang disesuaikan dengan lahan.
  • Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang. Apabila menggunakan MPHP maka bedengan lansung dicampur dengan pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36, KCL atau pupuk NPK)
Penyiapan Benih dan Pembenihan
  • Benih dapat disemai langsung dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang
  • Sebelumnya bumbung diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK yang dihaluskan serta Furadan. 
  • Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam bumbungan hingga penuh. 
  • Benih cabai keriting yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0-1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. 
  • Berikutnya semua bumbung yang telah diisi benih cabai keriting disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. 
  • Setelah itu segera lindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan), pemeliharaan persemaian adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air, saat tanaman muda berumur 10-15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Campuran pupuk buatan ini disebar merata dengan tanah bedengan, setelah itu tutup tanah dengan plastik MPHP. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) benih cabai keriting yang ditanam. Setelah di pasang lalu lakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan.

Penanaman
Benih cabai keriting yang siap ditanam ialah yang telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Jarak tanam untuk cabai keriting adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, benih cabai keriting yang siap dipindah tanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Setelah media semainya cukup kering, benih cabai keriting di tanam dengan kokerannya.

Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi :
  • Pemasangan Ajir (turus) bertujuan untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah, pemasangan ajir dilakukan pada tanaman berumur 1 bulan setelah tanam hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman sewaktu memanennya.
  • Penyiraman (Pengairan) dilakukan pada awal pertumbuhan pada saat cabai keriting menyesuaikan diri tehadap lingkungan, maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan sesuai keadaan cuaca.
  • Perempelan Tunas dan Bunga Pertama bertujuan untuk merangsang pertubuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Dilakukan pada umur antara 7 – 20 hari.
  • Pemupukan Tambahan (susulan), sekalipun tanaman cabai keriting sudah di pupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan. Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, pada saat pertumbuhan bunga dan buah (generatif) menggunakan pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit, salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai keriting adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai keriting karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% – 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengendalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, dan cara kimiawi.
Pemanenan
Panen cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai keriting mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai keriting dipilih pada tingkat kemasakan 85% – 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai keriting untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali.

Tips memperoleh cabai merah segar bermutu

Cabai merah merupakan salah satu komoditas hortikultura dengan harga jual berani bersaing di pasaram domestik maupun internasional. Selama ini dikenal 2 jenis cabai merah yakni cabai merah besar dan cabai merah keriting.

Sementara itu,Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang cabai merah segar atau SNI 01-4480-1998 merupakan ketentuan-ketentuan yang memuat antara lain persyaratan mutu buah dari buah cabai merah.Untuk memperoleh cabai merah bermutu tinggi sebaiknya memperhatikan klasifikasi dan persyaratan mutu di samping perbaikan penanganan pasca panen,serta pengemasannya.
  • Cabai Merah Besar dicirikan dengan pangkalnya berpundak,ujung buah tumpul atau runcing,kulit buah tebal,rasa kurang pedas,buah muda berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi merah serta permukaan buah licin. Garis tengah pangkal buah kurang lebih 1,7 cm dan panjang buah mencapai 9-14 cm.Varietas yang dianjurkan antara lain Cipanas,Barito,Manggala dan Taiwan.
  • Cabai Merah Keriting dicirikan dengan sub pangkal buah tidak berpundak,ujung buah runcing,kulit tipis,rasa pedas,buah muda berwarna hijau muda sampai tua dan buah tua berwarna merah dan permukaan buahnya bergelombang.Varietas cabai merah keriting yang dianjurkan antara lain Bengkulu,Cumeti dan varietas lain sesuai yang dianjurkan SNI.
PENANGANAN PANEN & PASCAPANEN
Panen perdana cabai merah di dataran rendah/menengah rata-rata pada umur 75-85 Hari Setelah Tanam (HST),sedangkan di dataram tinggi 85-95 HST.Jika panen cabai merah terlalu muda akan menyebabkan buah menjadi udah layu,sudut bobot maksimal belum tercapai,tidak tahan lama dalam penyimpanan dan kurang tahan guncangan ketika dilakukan pengangkutan/ transportasi.

Kriteria panen cabai merah sangat tergantung pada tujuan pemasaran. Untuk pasar lokal cabai dipanen ketika bobot mencapai maksimal,bentuknya padat dan warnanya merah.Untuk pasar ekspor atau keperluan antarpulau, buah dipetik ketika buahnya telah berwarna 90 persen merah.Adapun waktu dan cara panen yang harus dilakukan antara lain;
  1. Lakukan pemanenan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam hari dan belum banyak mengalami penguapan.
  2. Petiklah buah beserta tangkainya agar daya simpai cabai merah lebih lama dan penyusutan bobot hasil panennya berkurang.Pemanenan dan penanganan cabai merah perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan mutu.Karena penanganan panen yang kasar akan mempengaruhi mutu produk secara langsung.Pemanenan cabai merah biasanya dilakukan dengan cara menggunting tangkai buah dengan mengurangi luka sekecil mungkin.
  3. Pisahkan cabai merah sehat dan cabai merah yang terserang penyakit di wadah terpisah untuk mencegah terjadinya penularan mikroba ke buah cabai merah yang sehat.Hindari penutupan karung plastik dan sinar matahari yang panas kemudian segera ditempatkan di lokasi yang teduh.Gunakan wadah penampungan dan pengangkutan dari kebun ke tempat pengepakan dengan wadah berbahan kuat seperti keranjang plastik.
  4. Kegiatan sortasi/pengkelasan buah cabai merah bertujuan untuk memisahkan penentuan harga sesuai dengan mutunya.Proses sortasi tersebut antara lain; 1) hamparkan hasil panen cabai merah di satu hamparan yang bersih,dan 2) pilihlah cabai merah yang utuh dan sehat,cabai utuh tetapi abnormal,cabai yang rusak saat panen dan pengangkutan, serta cabai merah yang terserang hama penyakit.
PENGEMASAN
Adapun tujuan dari pengemasan/pengepakan itu,adalah untuk mengurangi resiko kerusakan agar cabai merah sampai di tangan konsumen dalam dalam keadaan segar,dan untuk mempermudah proses pengangkutan dalam transportasinya.Beberapa jenis kemasan dan volumenya yang sering digunakan dari berbagai daerah sentra produksi. Beberapa cara pengemasan yang dapat dilakukan untuk pemenuhan permintaan pasar lokal maupun ekspor dapat pula menggunakan karton berventilasi dan bergelombang
  • Pasar Lokal: Cara pengemasan cabai merah untuk pasar lokal cukup dengan menggunakan karton berventilasi dengan daya muat kemasan sekitar 20-25 kg.
  • Pasar Ekspor: Cabai merah dikemas dengan karton gelo,bang teleskopik.Ukuran bagian dalam kemasan dapat dipilih dengan ukuran 40x35x30 cm dengan daya muat 20-25 kg.Cabai merah tersebut disusun rapi menurut ukuran panjang buahnya.Penyusunan yang acak-acakan akan menyebabkan kerusakan mekanik sehingga akan menurunkan mutu cabai merah.
  • Penyimpanan Setelah Pengemasan: Cabai merah yang sudah dikemas dan tidak langsung dipasarkan sebaiknya disimpan di ruangan yang berudara sejuk kering.Cabai merah untuk pasar swalayan dan restoran sebaiknya disimpan di lemari pendingin. Sedangkan cabai merah untuk ekspor paling lambat 2 kali 24 jam harus segera dikirimkan dan pada hari berikutnya telah sampai di negara tujuan. Kemasan yang baik dipilih yang dapat menahan benturan,biasanya memberikan kelonggaran terhadap pertularan udara dan bisa mengurangi penguapan.
Kemasan cabai merah apabila dalam ruang pendingin dengan suhu7-10 derajat celcius,maka kesegaran cabai merah dapat dipertahankan hingga 40 hari dengan tingkat kerusakan 4% dengan kelembaban udara (Rh) sebesar 95-98 persen,maka tingkat kesegarannya dapat dipertahankan sampai 40 hari.

Cara budidaya cabe merah

Cabai (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. Luas tanaman dan produksi cabe di Irian Jaya pada tahun 1998 adalah 4.104 ha dengan produksi 8.565 ton/ ha.

SYARAT TUMBUH
1. Tanah
  • Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
  • Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 – 7,0
  • Tanah tidak becek/ ada genangan air
  • Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
  • Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
  • Suhu udara 16° – 32 ° C
  • Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10 – 12 jam).


TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
  • Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 – 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 %.
  • Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
  • Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh
  • Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai koker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit yang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.
  • Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.
2. Pengolahan Tanah
  • Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan pembuatan bedengan.
  • Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan petakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm.
  • Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
  • Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman seperti dang-slang den sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman bibit.
3. Penanaman
  • Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7 helai.
  • Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
  • Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan 2 hari sekali bila tidak ada hujan.
4. Pemupukan
  • Diberikan dengan dosis den aplikasi sebagai berikut:
  • Pupuk kandang 20 ton / ha.
  • Aplikasi seminggu sebelum tanam.
  • Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • TSP – 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
  • KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah tanam 500 liter /ha.
5. Pemeliharaan
  • Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari.
  • Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
  • Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan busuk batang.
  • Untuk Hama Kutu Daun Persik dapat dipakai Curacron , Tohuthion.
  • Hama ulat Grayak digunakan Methrin, Dimilin dan Atabron
  • Hama Trips digunakan Nogos, Nuracran, Malathion.
  • Penyakit Bercak Daun, Busuk Batang dan Busuk Buah digunakan Antracol,
  • Dithane, M-45, Cupapit, Dipolatan AF.
7. Panen
  • Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam).
  • Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan.
  • Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati-hati agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.

Back To Top