Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Pembuatan Kolam Ikan Belut Dari Terpal dan Bambu

Siapkan bambu utuh agak besar yang bertindak sebagai pasak atau tunggak, dipasang mengelilingi kotak sesuai ukuran kolam terpal yang akan dibuat.
Siapkan juga bambu lainnya yang berukuran lebih kecil, lalu dibelah dua dan dipasang melintang atau horisontal di sebelah dalam pasak atau tunggak dengan memakunya pada pasak tersebut
Siapkan terpal yang tepinya telah dibuat lubang-lubang dari ring logam. Setelah keranka siap, pasang terpal ke dalam kerangka bambu tersebut. Ikat terpal pada kerangka bambu tersebut
Pasang pipa paralon sesuai dengan ketinggian air media budi daya yang diinginkan.

Beberapa alternatif media untuk pembesaran ikan belut dan susunannya adalah sebagai berikut :
  1. Tinggi total media 60 cm yang terdiri dari :
  2. Jerami padi dicacah 30%
  3. Pelepah pisang dicacah 10%
  4. Pupuk kandang 40%
  5. Larutan mikrostarter ½ setngah liter di campur dengan 20 liter air
  6. Tanah lumpur 20%
  7. Air setinggi 5 cm

Ternyata Mudah Budidaya Belut Di Kolam Terpal

Indonesia terdapat 3 jenis belut yakni belut sawah, belut rawa dan belut laut/payau. Paling banyak yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah belut sawah. Habitat hidup belut cukup luas dari perairan tawar sampai perairan laut. Belut cendrung hidup diperairan dangkal denga dasar lumpur,sawah, tepian rawa-rawa, danau. Sungai atau genangan air lainnya.

Bentuk belut sangat berbeda dengan ikan karena lebih menyerupai ular yaitu gilig memanjang, tidak mempunyai sisip dada, sirip punggung dan sirip dubur telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan kulit tetapi belut termasuk dalam golongan ikan. Sedangkan sirip dada dan sirip punggung hanya berbentuk semacam guratan kulit yang halus. Bentuk ekor pendek dan tipis, badan lebih panjang dari ekornya. Cara hidupnya sangat berbeda dari ikan karena belut suka membenamkan diri didalam lumpur dengan membuat lubang sebagai tempat hidupnya. 

Belut tergolong jenis ikan yang toleran cukup tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya, sehingga penyebarannya mencakup wilayah giografis yang luas. Namum belut dewasa dengan belut pada pase larwa dan anakan terdapat perbedaan tempat hidup yang disukai. Belut dewasa mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggisehingga dapat hidup didalam lumpur atau dimedia yang sangat keruh. Sedangka belut pada pase larva dan anakan lebih menyukai air yang berkualitas yang baik yakni pH 5-7. Hal ini karena pH yang terlalul asam dan basa tidak baik untuk proses pemijahan dan pemeliharaan larva belut.

Penebaran Benih
Benih belut yang ditebar dalam kolam terpal biasanya berukuran panjang sekitar 12-15 cm sebanyak 25 ekor/m2 atau berat sekitar 1-1,5 kg per m2 luas kolam budidaya. Oleh karena itu untuk menghindari tingginya angka kematian, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Benih yang ditebar sebaiknya dalam keadaan sehat, gesit, tidak sakit dan memiliki ukuran panjang tubuh yang sama. Hal ini untuk menghindari dari pesaingandalam memanfaatkan makanan.
  2. Sewaktu memasukkan belut kedalam media budidaya sebaiknya dengan pelan-pelan, sedikit demi sedikit biarkan belut keluar sendiri menuju kolam. Belut jangan dibenamkan dalam air media atau kolam dengan secara paksa. Bila belut yang ditebar kedalam kolam terpal dengan cepat membuat lubang itu artinya belut sudak cocok dengan media yang digunakan.
  3. Sebaiknya penebaran benih belut untuk pembesaran dilakukan disore hari dan pagi hari sebelum jam 09.00 karena waktu tersebut pengaruh intensitas cahaya matahari masih atau sudah berkurang
  4. Pembudidaya belut ada yang berani menabar belut pada siang hari setelah benih belut diistirahatkan selama 30 menit dan diberi air serta larutan gula.
  5. Media yang sudah diisi belut jangan diaduk-aduk lagi karena dapat membuat belut stress dan mengalami kematian yang ditandai dengan keluarnya belut dari media lumpur atau belut merayap pada permukaan dipagi-siang hari. Kematian tersebut dapat disebabkan oleh strees, luka atau racun

Media budidaya Belut
Pembuatan media untuk budidaya belut cukup berbeda dengan beudidaya ikan yang lainnya karena didalam media juga harus terkandung bahan organic sebagai tempat untuk membenamkan diri. Terkait dengan pembuatan media untuk belut yang dibudidayakan pada kolam terpal, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yakni :
  1. Media budidaya belut memerlukan bahan organic yaitu berupa tanah dan kedeboh pisang. Oleh karena bahan organic tersebut lebih berat daripada air dalam volume yang sama, penyangga kolam terpal harus dibuat lebih kuat agar tidak jebol.
  2. Sebelum belut ditebar, upayakan media budidaya sudah bener-bener sudah siap. Bila proses pematangan media masih berjalan ( ditandai dengan masih berprosesnya gas bahan organic/suhu masih agak tinggi) bisa menggangu kehidupan belut 
  3. Sebisa mungkin hindari kebocoran kolam terpal akibat digerogoti tikus. Kebocoran dapat menyebabkan media mongering dan dapat membahayakan kehidupan belut.
Pemberian Pakan
Tanah humus merupakan sumber makanan yang baik untuk belut karena didalam nya terdapat hewan renik seperti makrobenthos, cacing, siput, kerang atau larwa nyamuk. Tanah humus juga banyak mengandung banyak air yang sangat membantu sebagai media kehidupan belut. Perhitungan pakan belut dilakukan dengan cara menghitung presentasi dari berat awal jumlah keseluruha belut yang dibudidayakan. Takaran pakan yang diberikan harus semakin meningkat mulai 5 -20%. Pemberian pakan untuk pertumbuhan belut diberikan 2-3 kali sehari. Pemberian pakan dilakukan pada waktu pagi hari dan sore hari. Pemberian pakan juga harus menberikan rasa nyaman bagi belut. Alasanya karena dengn rasa nyaman akan dapat mempengaruhi nafsu makannya sehingga belut mampu makan secara optimal. Beberapa cara pemberian pakan pada belut yakni :
  1. Beberapa hari sebelum benih belut ditebar dalam media budidaya, pada media budidaya sebaiknya dimasukkan pakan alami seperti bekecot, keong, yuyu stsu hewan lainnya yang telah direbus terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pakan alamim tersebut bisa terurai atau tercampur dengan media budidaya sehingga mikroorganisme yang dibutuhkan belut bisa tumbuh.
  2. Pakan yang diberikan hidup berupa ikan kecil atau kecebong, perhatikan kondisi ketinggian air jangan sampai terlalu tinggi karena belut akan kesulitan menangkapnya.
  3. Pakan yang diberikan berupa cacing, kondisikan cacing dapat hidup pada media budidaya dengan harapan belut dapat memakannya.
  4. Binatang mati juga dapat sebagai pakan alternative untuk kosumsi belut, tetapi harus sesuai takaran dan harus direbus dulu agar bisa bertahan lama dan tidak menimbulkan bau busuk pada air media budidaya.

Pemberian Pakan Pembesaran Belut Selama 4 Bulan untuk 10 Kg Belut
  1. Umur 30 hari dari awal penebaran, presentase pakan yang diberikan 5%, berat pakan yang diberikan 0,5 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 30 x 0,5 = 15 kg
  2. Umur 60 hari, presentase pakan yang diberikan 10%, berat pakan yang diberikan 1 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 60 x 1 : 2 = 30 kg
  3. Umur 90 hari, presentase pakan yang diberikan 15%, berat pakan yang diberikan 1,5 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 90 x 1,5 : 3 = 45 kg
  4. Umur 120 hari , presentase pakan yang diberikan 20%, berat pakan yang diberikan 2 kg/hari dan jumlah pakan 120 x 2 : 4 = 60 kg

Budidaya Cacing Tanah

Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.

Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16 Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.[ Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.

Budidaya cacing tanah adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik. Manfaat cacing tanah :
Cacing tanah dapat membantu mengolah sampah dapur menjadi kompos yang baik untuk tumbuhan. Cacing tanah mampu mengubah bahan organik yang dimakan menjadi kotoran (castings) dan urine (worm tea). Kandungan urea dalam urine cacing adalah pupuk alami yang baik. Terlebih kotoran cacing mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, potasium, dan kalsium yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Tubuh cacing tanah yang terdiri atas 70% protein adalah sumber makanan bergizi tinggi bagi hewan ternak dan peliharaan seperti ayam, bebek, ikan, sidat, dan burung.

Kegiatan menggali yang dilakukan cacing tanah mampu menciptakan sistem drainase alami, meningkatkan jumlah udara dan air dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur dan baik untuk ditanami semua jenis tanaman.

1. Persiapan Sarana dan Peralatan
Kandang bisa dibuat dari bahan-bahan murah dan mudah didapat seperti papan bekas, bambu, ijuk, rumbia dan genteng tanah liat. Untuk kandang permanen peternakan skala besar contohnya berukuran 1.5 x 18 m dan tinggi 0.45 m. Didalamnya dibuah wadah-wadah tempat pemeliharaan seperti rak-rak bertingkat, dan kandang boleh terbuka tanpa dinding. Model-model sistem budidaya yang bisa diterapkan antara lain: kotak bertumpuk, rak berbaki, pancing berjajar dan pancing bertingkat.

2. Pembibitan
Persiapan untuk budidaya cacing tanah adalah: Meramu media tumbuh, Menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung

Pemilihan Bibit:
a. Pemilihan Bibit Calon Induk
Untuk sekala komersial sebaiknya menggunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan jumlah yang besar, tapi untuk skala kecil bisa mencari bibit cacing tanah dari alam, misalnya dari lingkungan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.

b. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Dalam pola pemeliharaan terbagi menjadi beberapa cara:
  1. Cacing tanah dipelihara dalam jumlah banyak sesuai dengan tempat yang ada, dengan pemilihan Cacing tanah yang muda atau dewasa. Jika wadah berukuran panjang 2.5 m, lebar kurang lebih 1 m, dan tinggi sekitar 0.3 m, maka dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
  2. Pemeliharaan dimulai dari jumlah kecil, dan jika jumlahnya bertambah, sebagian dipindahkan ke wadah lain.
  3. Pemeliharaan dengan mengkombinasi cara a dan b.
  4. Pemeliharaan khusus kokon sampai menjadi anak, setelah dewasa pindahkan ke tempat lain.
  5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa untuk bibit. 
3. Sistem Perkembangbiakan
Jika media pemeliharaan sudah siap dan bibit cacing tanah sudah tersedia, maka penanaman siap dilakukan.Bibit cacing tanah jangan langsung sekaligus dimasukkan ke dalam media, melainkan sedikit-sedikit.Beberapa bibit coba disimpan di atas media, jika bibit masuk ke dalam media hal itu menunjukkan bahwa cacing betah di media tersebut. Tambahkan lagi dan cek tiap 3 jam sekali apakah masih ada cacing yang berkeliaran ke luar, kalau cacing malah meninggalkan media atau wadah berarti media yang digunakan harus diganti. Cara mengganti media yaitu dengan cara disiram air, kemudian diperas atau dibuang airnya sampai airnya berwarna bening.
Untuk mengetahui apakah cacing tanah yang ditanam betah terhadap media yang digunakan, Anda bisa memastikannya setelah 12 jam.

4. Reproduksi Atau Sistem Perkawinan
Cacing tanah merupakan golongan hewan hermaprodit yang memiliki alat kelamin ganda jantan dan betina dalam satu tubuh.Tapi untuk pembuahan tidak bisa dilakukan sendiri. Sepasang cacing tanah akan menghasilkan satu kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api yang berisi telur-telur. Setiap kokon berisi 2-20 ekor, dan rata-rata 4 ekor.

Kokon diletakkan di tempat yang lembab, dan dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. 100 ekor cacing tanah dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun.

Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan dengan ditandai adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan, setelah 7-10 hari perkawinan cacing dewasa akan menghasilkan 1 kokon.

5. Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan
Dalam satu hari satu malam Cacing tanah diberi pakan sekali sesuai berat cacing tanah yang ditanam. Apabila ditanam 1 Kg Cacing tanah, maka pakan diberikan harus 1 Kg.
Pakan cacing tanah secara umum berupa kotoran hewan. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan Cacing tanah adalah sebagai berikut:
  • Pakan diberikan harus berupa bubuk atau bubur. 
  • Taburkan pakan rata di atas media, tapi tidak menutupi semua permukaan media, kira-kira sekitar 2/3 dari wadah tidak ditaburi pakan.
  • Tutup pakan dengan karung, plastik atau bahan lain yang tidak tembus cahaya. 
  • Apabila masih tersisa pakan sebelumnya pemberian pakan berikutnya harus diaduk dengan jumlah pakan yang diberikan dikurangi. 
  • Perbandingan bubur pakan dengan air diberikan 1:1.
2. Penggantian Media
Media yang sudah jadi tanah atau kascing yang sudah dipenuhi banyak telur (kokon) harus segera diganti. Agar cacing cepat berkembang, maka antara telur, anak dan induk harus dipisahkan pada media berbeda.Penggantian media rata-rata dilakukan dalam waktu 2 Minggu sekali.

3. Proses Kelahiran
Media untuk sarang terbuat dari: kotoran hewan, batang pisang, dedaunan atau buah-buahan, limbah pasar, limbah rumah tangga, kertas, Koran, kardus, kayu lapuk atau bubur kayu.
Semua bahan dipotong sepanjang + 2.5 cm. semua bahan diaduk dan ditambah air kecuali kotoran ternak, kemudian diaduk lagi. Selanjutnya bahan campuran dan kotaran ternak dicampurkan menjadi satu dengan perbandingan 70:30 dengan ditambah air secukupnya agar tetap basah.

4. Hama Dan Penyakit Cacing Tanah
Pengendalian terhadap hama perlu dilakukan, karena hal itu akan menentukan keberhasilan beternak Cacing tanah. Hama yang merupakan musuh cacing tanah antara lain: ayam, itik, ular, angsa, burung, kelabang, lipan, semut, kumbang, lalat, tikus, katak, tupai, lintah, kutu dan banyak lagi. Musuh lain yang tidak kalah mengganggu yaitu semut merah yang memakan karbohidrat dan lemak yang terdapat pada pakan, kedua zat tersebut sangat diperlukan untuk penggemukan Cacing tanah. Untuk mencegah serangan semut merah dengan cara wadah pemeliharaan dirambang oleh air.

5. Panen Cacing Tanah
Dua hal yang bisa diharapkan dari panen Cacing tanah, yaitu;

  1. Biomas atau cacing tanah itu sendiri 
  2. Kascing atau bekas cacing 
Dalam tekniknya panen bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan mengunakan alat penerangan lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah akan berkumpul di bagian atas media karena sangat sensitif dengan cahaya. Anda tinggal memisahkan antara cacing dan media.Cara kedua dengan membalikan sarang, cacing biasanya berkumpul maka mudah memisahkan antara Cacing tanah dengan media.

Jika terdapat kokon atau kumpulan terlur pada saat panen, maka kembalikan sarang pada wadah semula dan diberi pakan selama 30 hari. Telur akan menetas dan cacing tanah bisa dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.

Manfaat Cacing Tanah :
1. Obat penyakit tifus
Cacing tanah yang telah dibersihkan ternyata dapat menghambat pertumbuhan bakteri salmonella tiphosa yang mengganggu pencernaan manusia. Penderita dapat mengonsumsi air rebusan cacing atau kapsul berisi serbuk cacing yang dicampur madu.Penyembuhan penyakit tifus secara tradisional ini ternyata diakui oleh pakar farmakologi.

2. Obat diare
Wabah penyakit diare seringkali terjadi di masyarakat. Nah, cacing tanah menjadi salah satu obat tradisional yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.Cacing tanah merupakan antibakteri untuk kuman Escherichia colli dan Shigella dysenterica penyebab diare.

3. Melancarkan sirkulasi darah
Cacing tanah mengandung enzim lumbrokinase yang dapat meluruhkan lemak jahat dalam pembuluh darah sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar. Itulah alasan mengapa cacing tanah sering digunakan untuk terapi penderita hipertensi dan stroke.

4. Melancarkan pencernaan
Cacing tanah mengandung enzim peroksida, katalase, dan selulose yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh. Dengan demikian, secara tidak langsung cacing tanah menjadi penyebab lancarnya pencernaan kita.

5. Antipiretik
Ekstrak cacing tanah mengandung nitrogen dan bersifat basa yang dapat menurunkan demam pada penyakit tertentu seperti tifus.Penggunaan cacing tanah untuk menurunkan panas lebih baik daripada bahan kimia seperti parasetamol yang dapat meninggalkan efek samping.Penelitian di laboratorium IPB telah membuktikan keamanan bahan ini untuk pengobatan.

6. Menenangkan
Cacing tanah mengandung pheretima yang mempengaruhi kerja sistem saraf.Pheretima membawa efek ketenangan, menghentikan kejang, dan menurunkan nyeri sehingga sangat tepat digunakan untuk obat sakit gigi, nyeri kepala, dan rematik.

7. Meningkatkan energi
Kandungan taurin dalam cacing tanah dapat meningkatkan metabolisme lemak yang diubah menjadi energi.

8. Menjaga kesehatan kulit
Cacing tanah juga mengandung alfa-tokoferol yang dapat menjaga elastisitas dan keremajaan kulit.

9. Menyembuhkan luka
Fungsi ini dijalankan oleh asam arakidonat dalam cacing tanah yang dapat mempercepat pertumbuhan sel-sel baru.

Bahan Fermentasi Pakan Kambing


Pakan kambing yang baik adalah hijauan makanan ternak ditambah polong-polongan (legume) ditambah dengan konsentrat. Artinya setiap hari jika kita ingin mendapatkan pertambahan berat badan kambing harian yang optimal maka ketiga komponen pakan kambing tersebut harus terpenuhi. Adapun komposisi pakan kambing dari ketiga komponen tersebut:
  1. Hijauan makanan ternak 10 % dari berat badan / hari
  2. Polong-polongan (legum/ kcang-kacangan) 1% dari berat badan / hari
  3. Konsentrat 1 % dari berat badan perhari.
Terbatasnya hijaun makanan ternak sering sekali menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan pakan harian untuk kambing juga sapi. Salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan hijauan makan ternak pada kambing adalah dengan fementasi. Pada dasarnya pakan kambing sama saja dengan pakan sapi dan ruminansia lainnya, kelebihan kambing dari ruminansia lain adalah pilihan hijauan untuk kambing jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan sapi juga kerbau. Kambing cenderung mau memakan semua dedaunan hijau termasuk tanaman pagar, daun pepohonan juga limbah pertanian seperti kol (lobak), daun wortel, daun kacang dan lain-lain.

Dengan fermentasi hijauan makanan kambing disaat musim hijauan melimpah dan mengeluarkannya didasaat musim kering adalah cara terbaik untuk menhindari kekurangan pakan pada kambing juga pada ruminansia lainnya. adapun bahan fermentasi pakan kambing ini sama saja dengan fermentasi pakan sapi. Semua hijauan makanan ternak dapat difermentasikan seperti:
  • Jerami kering atau basah
  • Tangkai atau pohon jagung
  • Tongkol jagung
  • Rumput
  • Ilalang
  • Limbah pertanian
  • Daun pepohonan
  • Daun tanaman pagar
  • Kulit kopi
  • Kulit cokelat (kakao)
  • Dan lain-lain.
Adapun bahan lainnya untuk fermentasi pakan kambing adalah:
  1. Wadah, untuk melakukan fermentasi pakan kambing diperlukan wadah seperti kantong plastik, drom, bak semen, bak tanah dan sebagainya.
  2. Urea, urea adalah bahan yang paling murah untuk memfermentasikan pakan kambing, toleransi kadar urea dalam fermentasi pakan kambing maksimal 6 % dari berat kering bahan yang akan difermentasikan (hijauan)
  3. Molase atau tetes tebu, molase ini adalah hasil sampingan dari pabrik gula, molase bisa ditemukan di daerah-daerah yang memiliki pabrik gula. Jika molase tidak ada maka fermentasi tetap bisa dilakukan dengan menggunakan urea saja.
  4. Starter bakteri seperti star bio, sangat baik digunakan untuk meningkatkan kualitas fermentasi pakan kambing, starbio ini adalah merek dagang sebuah produk mungkin merek lain juga bisa ditemukan dipasaran.
Adapun cara memfermentasi pakan kambing sama saja dengan cara memfermentasi pakan sapi.

Budidaya bengkuang dengan menggunakan ajir

 
TENTANG BENGKUANG
Bengkuang (Pachyrrhizus eosus (L) Mrb) merupakan famili leguminosaea yang terdapat bintil pada akarnya, tanaman ini merambat dengan cara membelitkan sulurnya ke kiri. Tanaman inidaunnya bewarna hijau tua. Bunganya berbentuk kupu-kupu tersusun dalam tandan dan bewarna biru keunguan. Buahnya berbentuk palong yang berisi biji. Selain menghasilkan biji, tanaman bengkuang juga menghasilkan umbi yang berada di dalam tanah. Umbi terdiri dari dua bentuk yaitu bulat pipih. Umbi inilah yang digunakan untujk dimakan segar, maupun dirujak atau asinan.

Pada umumnya buah bengkuang dibudidayakan di tanah pekarangan dan tegalan. Tanaman bengkuang yang ditanam petani dibudidayakan secara kurang intensif, hanya sebagai tanaman sampingan atau tanaman sela. Padahal dengan cara pembudidayaan yang lebih intensif akan dapat menghasilkan produksi dan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Dengan banyaknya kegunaan dari buah bengkuang tersebut sehingga buah bengkuang banyak diminta oleh masyarakat. Buah bengkuang yang dihasilkan oleh petani pada umumnya berukuran relatif kecil yaitu yang paling besar rata-rata diameternya berukuran 15 cm atau dengan berat sekitar 0,5 kg tiap buah. Padahal para konsumen cenderung suka pada buah bengkuang yang berukuran besar, karena buah yang berukuran besar mempermudah pengulitannya dan dapat dijadikan hiasan buah yang menarik serta bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi petani dan para konsumen.

Membudidayaan buah bengkuang sebenarnya tidak sulit, dimana kita hanya perawatan yang tidak begitu berat. Tanaman bengkuang dapat tumbuh dl dataran rendah dengan kondisi tanah yang baik, yaitu tanah tersebut merupakan tanah yang gembur dan banyak mengandung humus. Sebenarnya dengan meningkatkan sedikit cara pembudidayaan, akan dapat diproduksi buah bengkuang yang berukuran besar sekitar 5 kg tiap buah. Dan dengan buah yang sebesar ini akan dapat memenuhi keinginan konsumen

Tempat Tumbuh Bengkuang
Tanaman bengkuang dapat tumbuh di segala jenis tanah, namun yang paling cocok adalah tanahnya yang cukup gembur dengan system drainase yang baik di tanah vulkanik yang tanahnya berwarna hitam keabuan maupun tanah liat berwarna kemerah-merahan.Tanaman bengkuang dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1000 m dpl, bengkuang juga toleran terhadap kelebihan dan kekurangan air dan toleran terhadap cura hujan yang sangat tinggi seperti didaerah Bogor dan didaerah yang curah hujannya tinggi seperti di daerah Madura. Bengkuang dapat di tanam pada awal musim kemarau dan diawal musm penghujan. Tanaman bengkuang hasilnya tidak maksimal apabila ditanam didaerah pantai dan didataran tinggi lebih dari 1000 m dpl.

Daun bengkuang tidakdapat digunakan sebagai pakan ternak
Daun bengkuang tidak dianjurkan sebagai makanan ternak karena daun dan bijinya mengandung racun yang cukup keras sehingga akan dapat menyebabkan keracunan bagi ternak. Oleh karena itu,biji dan daun bengkuang dapat digunakan sebagai racun pembunuh hama yang biasa digunakan di areal tambak bandeng ataupun udang.

Pemeliharaan tanaman bengkuang
Dari segi pemeliharaan tanaman bengkuang terdiri dari penyulaman, pemupukan, pemasangan tiang panjat(ajir), penyiangan, pemangkasan/pemotongan calon tandan bunga dan pengendalian hama dan penyakit. Dalam pemberian pupuk biasanya diberi dalan bentuk pupuk organic seperti pupuk kandang dan pupuk buatan, seperti Urea, SP36 DAN KCl. Untuk pembentukan umbi pada bengkuang dibutuhkan banyak pupuk K nya, sedangkan pupuk N dari fiksasi N, sedangkan pupuk P hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit.hal ini digunakan untuk menghindari terjadinya bembungaan dan pembentukan biji,  yang mana tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan umbi.

Pupuk Urea dengan dosis 50 kg/ha diberikan pada tanaman berumur 20 hari setelah tanam(pada saat dimana pertumbuhan daunnya yang kedua) Sedangkan SP 36 50 kg/ha kemudian KCl dosisnya 300 kg/ha yang mana diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah tanam.

Pemangkasan tiang panjat diperlukan untuk empat tanamn bengkuang untuk melilitkan sulurnya yang mana tanaman bengkuang merupakan tanaman merambat.Sedangkan pemangkasan/pemotongan calon tandan bunga untuk mengurangi persaingan dalam memperebutkan energy dalam perkembanagan dan pembentukan umbi akan terhambat. Apabila bunga-bunga tersebut tidak dipangkas ,maka perkembangan umbinya pun akan terhambat sehingga umbi yang dihasilkannya pun akan kecil-kecil,kesar dan berserat. Dalam pengontrolan bunga harus dilakukan sekurang-kurangnya seminggu sekali.Bengkuang biasanya sudah bisa dipanen pada umur 6 bulan setrlah tanam.

Menurut literatur, sifat kimiawi dan efek farmakologis umbi bengkuang adalah manis, dingin, sejuk, dan berkhasiat mendinginkan. Kandungan kimianya adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B1, dan vitamin C.

Selain itu, bengkuang juga mengandung mineral tinggi. Mineral yang terkandung dalam bengkuang yang paling dominan adalah fosfor, zat besi, serta kalsium. Secara lengkap, komposisi zat gizi yang terkandung dalam 100 gram sehingga bengkuang dapat meningkatkan penghasilan para petani jika petani dapat membudidayakannya secara intensife

Bahan yang dibutuhkan dalam menanam Bengkuang dengan ajir
  1. Benih/bibit bengkuang
  2. Pupuk kandang
  3. Pupuk buatan;Urea,SP 36 dan KCl
  4. Curater
  5. Ajir bamboo ukurannya 30 cm
  6. Tiang panjat tingginya 1,5 m
  7. Tali rafhia
Alat yang digunakan dalam menanam Bengkuang dengan ajir
  1. Cangkul
  2. Tugal (alat bantu untuk menanam)
  3. Timbangan
  4. Meteran (panjang/pendek 150 cm)
  5. Tali rapia( untuk jarak tanam 40 cm× 30 cm
Penanaman
  1. Plot percobaan dengan ukuran 2 x 2 cm seperti tata letak yang sudah tersedia.
  2. Garu kembali tanah yang ada pada plot percobaan dan bersihkan dari gulma yang masih ada dan perbaiki plot tersebut.
  3. Berikan pupuk kandang dengan dosis 5 kg per plot, taburkan dengan merata dengan pada permukaaan tanah, kemudian dicampurkan dengan menggunakan cangkul.
  4. Buat lobang tanam dengan jarak 20 x 20 cm
  5. Tanamkan biji bengkuang sebanyak 1 biji / lobang tanam, lalu ditutup dengan tanah .
  6. Berikan pupuk urea (50 kg / ha), SP36 (63 kg / ha), KCL (300 kg / ha) atau dosis per plot sebanyak 20 gr urea, 25 gr SP36, dn 120 gr KCL. Urea diberikan 3 minggu setelah tanam, TSP diberikan pada saat tanam sedangkan KCL (1/2 dosis atau 60 gr/plot) pada saat tanaman berumur 2 bulan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik, seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan bengkuang meliputi:

Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atau terkena penyakit dengan tanaman yang baru. Waktu untuk penyulaman paling lambat 5 minggu setelah tanam.

Penyiangan dan Pembumbunan
  • Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak adanya gulma (tanaman pengganggu). Penyiangan kedua dilakukan pada saat bengkuang berumur 2-3 bulan sekaligus dengan melakukan pembumbunan.
  • Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga bengkuang dapat tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.
Pemangkasan
Potensi hasil ubi bengkuang dapat ditingkatkan dengan pemangkasan sink-reproduktif yang bertujuan untuk mengalihkan distribusi asimilat ke ubi sehingga ukuran ubi akan menjadi lebih besar. Namun sejauh ini publikasi ilmiah mengenai bengkuang, baik itu berupa analisis plasma nutfah, persilangan, teknik budidaya maupun analisis kandungan bahan dalam bengkuang masih sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai respon bengkuang hasil persilangan intraspesifik dan interspesifik yang diberi perlakuan pemangkasan sink-reproduktif terhadap daya hasil pendahuluan serta seleksi kandungan yaitu asam α-hidroksi dan pati.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan seleksi bengkuang hasil persilangan intraspesifik dan interspesifik untuk bahan kosmetika (asam α-hidroksi tinggi) dan bahan kering ubi tinggi (terkait ekstraksi pati). Secara simultan akan diuji pula pengaruh dari pemangkasan sink-reproduktif terhadap karakter hasil dan kualitas ubi. Tahapan percobaan meliputi uji interaksi genotipe x lingkungan serta pengaruh perlakuan pemangkasan reproduktif serta seleksi genotip bengkuang hasil persilangan intraspesifik dan interspesifik. Dilanjutkan dengan pengujian karakter kualitas ubi untuk kadar kandungan asam α-hidroksi menggunakan metode High Performance Liquid Cromatography (HPLC) dan Pengujian kadar pati dengan Metode AOAC.

Keluaran yang ditargetkan berupa varietas baru bengkuang dengan kandungan asam α-hidroksi dan pati yang tinggi, serta thesis dan skripsi, publikasi di jurnal terakreditasi respon genotip bengkuang terhadap pemangkasan sink-reproduktif untuk karakter hasil dan kualitas hasil ubi.

Pengendalian Hama Dan Penyakit
  • Hama penting bagi tanaman bengkuang adalah: Tungau daun merah dan Kumbang.
  • Penyakit yang sering menyerang ubi kayu adalah: Layu bakteri dan Bercak daun.
Cara pengendaliannya:
  • Sanitasi lapang setelah panen ( sisa tanaman dibakar )
  • Menggunakan bibit yang sehat dari varietas tahan penyakit
  • Pengolahan tanah secara sempurna
  • Pergiliran tanaman dengan palawija/tanaman lainnya
Panen dan Pasca Panen
  1. Panen dapat dilakukan setelah benkuang berumur 6 bulan setelah tanam.
  2. Babat / potong batang, letakan batang di jajaran parit diantara guludan.
  3. Bonkar guludan dengan hati-hati (dengan menggunakan cangkul. Pembongkaran dimulai dari pinggir guludan). Setelah umbi nampak mulai goyah, langsung dipetik dengan tangan.
  4. pengumpulan umbi langsung dilakukan setelah dipetik kemudian dimasukan kedalam keranjang, lakukan secara hati-hati agar umbi tidak ada yang rusak. Untuk tujuan pemasaran langsung, umbi terlebih dahulu dicuci sampai bersih lalu digrading kemudian diikat.
Pengamatan
  1. Tinggi tanaman; Diukur tinggi tanaman bengkuang, mulai dari pangkal batang sampai ke titik tumbuh.
  2. Berat umbi per sampel per plot tanaman
  3. Jumlah cabang primer
  4. Diameter umbi terberat
  5. Produksi umbi
Spesifikasi Bengkuang
Bengkoang memiliki Umbi akar tunggal, kulit luar krem atau coklat muda atau coklat tua, berdaging warna putih atau kuning-keputihan, pada bentuk liarnya berumbi banyak, bentuknya memanjang. Daun majemuk, beranak daun 3 dan helaian daun bercuping menjari atau utuh dengan tepi bergigi, anak daun lateral mengetupat tidak simetris sampai membundar telur, anak daun terminal mengginjal. Perbungaan tandan semu, berbunga banyak. Bunga berkelopak coklat, mahkota bunga ungu-biru atau putih. Buah polong. Biji pipih bersegi – membundar , berwana hijau- coklat atau coklat tua kemerahan. Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula danpati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin!), yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendahkalori.

Budidaya bengkuang untuk menghasilkan buah yang berukuran besar, harus menyiapkan benih yang benar-benar baik. Tanaman induk yang pertumbuhannya baik digunakan sebagai tanaman induk. DipiIih dari polong yang benar-benar tua di pohonnya, sehingga benih yang ada merupakan benih yang masak fisiologis atau masak panen, dan fisiknya benar-benar bagus dan bebas dari hama dan penyakit. Kemudian dilakukan seleksi benih yang besar dan berat serta berbentuk balk dan bebas dari hama dan penyakit. Lahan yang akan digunakan sebaiknya yang gembur. Tanah tegalan merupakan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman bengkuang. Untuk mendapatkan buah yang benar – benar besar, maka sebaiknya tiap lubang diisi dengan satu benih saja.

Tanaman bengkuang adalah tanaman yang termasuk dalam suku polong-polongan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada itensitas curah hujan antara 250-550 mm dan tidak lebih dari 1500 mm per bulan, ketinggian tempat 0 -1.750 m dpl. Naman, sekarang tanaman bengkuang banyak ditanam pada ketinggian 500-900 m dpl. Suhu optimum yang dibutuhkan tanaman bengkuang agar tumbuh dengan baik adalah dengan rata-rata suhu 25-28 derajat celcius dengan panjang siang 12 jam. Sedangkan untuk suhu optimal untuk siang dan malam hari adalah antara 20 derajat-30 derajat Celsius.

Pada umumnya tanaman bengkuang dibudidavakan di tanah pekarangan dan tegalan. Tanaman bengkuang dapat tumbuh dl dataran rendah dengan kondisi tanah yang baik, yaitu tanah tersebut merupakan tanah yang gembur dan banyak mengandung humus.

Untuk fase pertumbuhan tanaman bengkuang meliputi pembentukan akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Untuk budidaya di mulai dengan pembibitan tanaman, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, hama dan penyakit, serta panen dan pascapanen. Untuk upaya peningkatan hasil dimulai dengan pemilihan benih atau bibit dan deflowering atau memotong bunga tanaman bengkuang.

Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mengunakan tiang panjat hasil produksi bengkuang dapat meningkat dengan maksimal.Dan perlu juga di lakukan pemangkasan tandan bunga agar tanaman bengkuang bisa berproduksi tinggi atau menghasilkan produksi yang seperti kita harapkan.

Pembuangan bunga,dimana bunga pada tanaman bengkuang ini sangat perlu dilakukan, karna jika bunganya tidak dihilangkan 'akan dapat mempengaruhi pembentukan umbi bengkuang. Bila perlu lakukanlah pemupukan dengan cara menebarkan pupuk di sekitar tanaman.

Back To Top