Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Budidaya Bawang Merah Di Lahan Kering


Bawang merah mempunyai prospek untuk dikembangkan di lahan kering. Berikut ini disampaikan syarat tumbuh dan teknik budidaya bawang merah di lahan kering.

A. PRA TANAM

1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga sekitar 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Namun demikian, produksi terbaik umumnya diperoleh di dataran rendah yang didukung oleh iklim yang ideal, meliputi : suhu udara berkisar 25 – 32 OC,, kondisi cuaca kering dan tempat terbuka dengan penyinaran sekitar 75%. Persyaratan tanah untuk bawang merah adalah : subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang paling baik yakitu lempung berpasir atau lempung berdebu, pH tanah 5,5 – 6,5, dan drainase serta aerasi tanah baik. Jika kondisi tanah kurang sesuai kita bisa mengkondisikanya sedemikian rupa, China yang iklimnya subtropis saja bisa menghasilkan bawang yang baik dan mampu mengekspornya ke Indonesia, sesuatu yang Aneh kan.Negara Tropis impor produk holtikultura dari negeri sub tropis.

2. Pengolahan Tanah
  • Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
  • Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
  • Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
  • Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
  • Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit/kapur pertanian dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu. Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.
3. Pupuk Dasar
  • Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
  • Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.

4. Pemilihan Bibit
Bawang merah akan tumbuh optimal dengan tanah ber-pH 5.6 – 6.5, dan suhu 25-32 derajat C. Untuk itu, sebelum bibit ditanam sebaiknya tanah disiram terlebih dahulu, bahkan kalau perlu dibuat atap dengan jarak yang cukup tinggi untuk menjaga bibit yang baru ditanam dari panas yang terlalu terik dan hujan.
  • Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
  • Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
  • Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
  • Atau anda bisa menguunakan bibit dari biji yang sudah terbukti bebas penyakit layu dan bersertifikat dari deptan. Sebagai solusi dari mahalnya bibit umbi untuk kebutuhan per hektarnya.

B. FASE TANAM

1. Jarak Tanam
  • Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
  • Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron

2. Cara Tanam
  • Umbi bibit direndam dulu dalam larutan POC + air ( dosis 1 tutup/lt air )
  • Taburkan fungisida secara merata pada umbi bibit yg telah direndam POC
  • Simpan selama 2 hari sebelum tanam
  • Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

Pemupukan
Untuk media tanam pada lahan kering atau tegalan, pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar yaitu pupk kandang bisa sapi atau kambing 15-20 ton/ha atau kotoran ayam 5-6 ton/ha atau kompos 2,5 ton/ha. Pupuk buatan juga dibutuhkan TSP 150-200 kg/hektar. cara memberikan pupuk dasar adalah dengan menyebar dan mengdauk rata dengan tanah 1-3 hari sebelum tanam.

Untuk pupuk susulan berupa urea 150kg/ha, Za 300 kg/ha, dan KCL 150/ha.pemupukan susulan yang pertama dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan pemupukan susulan kedua yaitu pada umur 1 bulan setelah tanam dengan 1/2 dosis.

Penyiraman dan Penyiangan.
Bawang merah merupakan tanaman yang memerlukan banyak air tetapi tidak tahan genangan/kondisi becek. Penyiraman sebaiknya dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Cara penyiraman lainnya yakni cara ”leb” (memasukkan air ke bedengan hingga merata) digunakan di lahan persawahan, untuk lahan kering tetap dengan gembor atau selang. Apabila digunakan cara ini (”leb”), sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara ”leb” dapat dilakukan setiap 3 -4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali yakni pada saat tanaman berumur 10 -15 hari dan 28 – 35 hari (sebelum pemupukan susulan). Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma di sekitar tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama-hama penting pada budidaya bawang merah serta cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :

1. Ulat daun bawang (Spodoptera exiqua).
Gejala serangan : Pada daun yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai.
Cara pengendalian : Rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.

2. Trips (Trips tabaci Lind.).
Gejala serangan : Terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau. 
Cara pengendalian : Mengatur waktu tanam yang tepat, atau secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.

3. Ulat tanah (Agrotis epsilon).
Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.

4. Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri).
Gejala serangan : Pada daun yang terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi pada musim hujan. 
Cara pengendalian : Rotasi tanaman, melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4 F.

5. Nematoda akar (Ditylenchus dispaci).
Gejala seranga : tanaman kerdil dan tidk mampu membentuk umbi. 
Cara pengendalian : pemberian Furadan 3G sebanyak 20-80 kg per hektar.


C. PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur 65-75 hari setelah tanam. Tanaman yang telah siap dipanen memiliki ciri-ciri :
  • Tanaman telah cukup tua, dengan hampir 60-90% batang telah lemas dan daun menguning
  • Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian tersembul di permukaan tanah
  • Warna kulit umbi mengkilat atau memerah
  • Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan agar tanah yang menempel pada umbi dibersihkan. Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan, kemudian diikat (1-1,5 kg/ikat)
Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari). Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil menggunakan tali bambu. Selanjutnya ikatan dijemur kembali dengan posisi umbi di atas (selama 2-3 hari),
Bila umbi telah kering, umbi siap disimpan di gudang atau di para-para.atau dilakukan pengasapan agar tidak mudah busuk dan tahan lama.

Budidaya dan manfaat Bawang Merah


Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Manfaatnya: Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia berupa soto dan sup menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu dihidangkan.

Banyak orang berpendapat, bawang merah merupakan tanaman yang hanya cocok di dataran menengah hingga tinggi. Hal ini tidak mengherankan karena sentra bawang merah tanah air kebanyakan yang berada di dataran menengah. Pendapat ini sebenarnya sangat keliru, karena bawang merah sebenarnya merupakan tanaman dataran rendah hingga menengah. Tanaman ini hanya tumbuh dengan optimal pada ketinggian
0 - 800 meter dpl.

Kekeliruan yang kedua mengenai bawang merah adalah tanaman ini tidak berbiji. Ini juga salah besar, tanaman bawang merah ternyata berbiji, dan dapat dikembangkan dengan biji selain umbi. Hanya memang tanamannya jarang berbiji (meskipun berbunga), karena untuk berbiji, diperlukan suhu udara ±5oC secara konstan.

Pengembangan bawang merah dengan biji mulai banyak peminatnya. Hal ini disebabkan, budidaya bawang merah asal biji lebih rendah biaya produksinya dengan produksi yang lebih tinggi. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh juga lebih tinggi. Bawang merah asal biji juga cocok dikembangkan di dataran rendah bahkan tepi pantai. Hanya dengan lahan seluas kurang dari 150 ubin (2.100 m2), diperoleh hasil ±6 ton umbi basah, meskipun baru pertama kali mencobanya.

Untuk mencapai produksi ini ternyata tidak terlalu sulit, hanya dengan melaksanakan 5 (lima) langkah berikut, siapapun dapat mendapatkan produksi bawang merah yang optimal.

a). Pengolahan Lahan Sempurna
Pengolahan lahan dilakukan sedemikian rupa sehingga tanah benar-benar remah sehingga mendukung pertumbuhan umbi. Tanah yang sudah diolah, dibuat guludan-guludan dengan lebar 1 m (panjang menyesuaikan panjang lahan). Tambahkan pupuk kandang matang halus sebanyak ±50 kg untuk guludan sepanjang 15 m. Tambahkan pula arang sekam, atau bila tidak ada dapat menggunakan abu sekam. Penambahan pupuk SP-36 secukupnya juga dapat dilakukan. Selain itu, perlu ditambahkan Furadan 3G untuk lahan-lahan yang banyak terdapat ulat tanah (Aglotis ipsilon).

b). Pesemaian Berhasil, Separuh Langkah Menuju Keberhasilan
Penyemaian biji bawang merah dilakukan dengan membuat lajur-lajur memotong panjang guludan dengan jarak antar lajur 10 cm. Benih ditabur secara merata pada lajur dengan kedelaman 1 cm, tutup dengan arang sekam atau pupuk kandang tipis. Tutup guludan semaian dengan jerami, kemudian lakukan penyiraman secara rutin setiap hari. Setelah disemai selama 4 - 5 hari, benih mulai tumbuh. Jerami dapat dipindahkan dari guludan, namun bibit muda masih perlu dinaungi supaya tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah bibit berumur 20 - 25 hari, naungan sudah tidak diperlukan. Bibit telah cukup kuat untuk terkena sinar matahari langsung. Dan pada umur 40 - 45 hari, bibit dapat ditanam di lahan. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam (5 - 10) x (5 - 10) cm. Ketika melakukan penanaman, sebaiknya lahan digenangi air, supaya bibit lebih cepat tumbuh.

c). Pemupukan Tepat Berimbang, Bukan Banyak
Prinsip pemupukan bawang merah adalah pupuk tepat berimbang. Kandungan unsur hara makro dan mikro harus memenuhi kebutuhan tanaman. Unsur-unsur makro N-P-K harus memenuhi unsur 16-16-16 atau setidaknya 16-16-11. Sedangkan unsur mikro cukup menggunakan pupuk mikro sesuai dosis yang dicampur dengan pupuk makro. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 - 4 kali, dimulai pada saat tanaman berumur 2 - 4 minggu setelah tanam, dengan selang waktu 2 - 3 minggu sekali. Pemupukan cukup ditabur secara merata, dengan jumlah kebutuhan pupuk sebanyak 150 - 200 kg pupuk N-P-K/ha/pemupukan.

d). Kendalikan Gulma (Rumput) Semenjak Dini
Pemupukan yang intensif mendatangkan dampak negatif, yaitu munculnya gulma dalam jumlah yang besar. Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan semenjak dini. Lakukan pencabutan pada gulma-gulma yang baru tumbuh, jika diperlukan, semprotkan herbisida yang mematikan biji gulma pada saat tanaman bawang merah sudah ditanam beberapa minggu.

e).Pengendalian Hama dan Penyakit Segera
Produksi bawang merah seringkali terganjal oleh munculnya hama dan penyakit. Munculnya organisme pengganggu tanaman ini seringkali menghambat pertumbuhan, produksi, bahkan mematikan tanaman bawang merah. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah, antara lain, ulat grayak (Spodoptera exigua dan S. litura), penyakit bercak ungu (Alternaria porri), dan penyakit bercak putih (Phytophtora porri). Ulat grayak biasanya hidup di dalam daun bawang merah pada stadia awal, setelah berukuran cukup besar baru muncul keluar. Namun pada saat itu, kerusakan pada tanaman sudah sangat serius. Pengendalian ulat grayak sebaiknya dilakukan pada saat mulai muncul gejala gigitan pada daun. Saat mulai muncul gejala, segera potong daun dan amati apakah ada ulat grayak di dalamnya. Penyemprotan dengan insektisida seperti Biothion atau Crumble, dapat mengendalikan ulat grayak. Penyakit bercak ungu dan bercak putih juga dapat menyebabkan kerusakan dan kematian dalam waktu singkat. Pengendalian kedua penyakit ini dapat dilakukan dengan fungisida yang berbahan aktif Mancozeb, misalnya
Dithane M-45, Delsene, Manzate, dan sebagainya. Tanaman yang sudah terserang serius, sebaiknya segera dicabut dan segera dimusnahkan.

Rahasia Bawang merah - onion atau Brambang (Allium ascalonicum L.)

Rahasia Bawang merah - onion atau Brambang (Allium ascalonicum L.)


Manfaat bawang merah mungkin masih terasa asing di telingan Anda karena biasanya rempah-rempah ini digunakan sebagai bumbu pelengkap aneka masakan. Salah satu jenis tanaman umbi ini bisa tumbuh di berbagai tempat dan tersebar hampir diseluruh penjuru dunia. Namun tanaman ini diduga berasal dari daerah asia tenggara karena disanalah terdapat banyak sekali budidaya tanaman yang sering juga disebut dengan brambang. Kandungan gizi yang terdapat pada bawang merah cukup banyak diantaranya vitamin C, kalium, folat, kaluim, magnesium, vitamin K, fosfor, zink, dan natrium. Dilihat dari kandungan gizinya tentu saja kita bisa membayangkan berbagai manfaat yang kita peroleh jika mengkonsumsi tanaman yang dalam bahas laitn dikenal dengan istilah Allium cepa L.

1000 Manfaat Bawang Merah Bagi Kesehatan
Manfaat Bawang Merah
Mencegah TBC, Kanker, Diabetes, dan Stroke


Manfaat bawang merah dapat mencegah pernyakit TBC karena sifat kandungan zat yang terdapat pada tanaman ini dapat membunuh amuba disentri dan microba TBC yang merupakan kuman yang menyebabkan seseorang terkena TBC. Jika anda mengkonsumsi bawang merah dalam kondisi mentah dapat membantu mencegah pernyakit kanker. Bawang merah juga memiliki khasiat mampu membantu proses penipisan sel-sel darah. Jaringan yang terbentuk inilah yang dapat mencegah resiko penyakit jantung yang dapat memicu stroke. Para peneliti sudah membeberkan sebuah fakta yaitu bawang merah dapat menjadi obat diabetes mellitus. Kandungan tolbitamide pada bawang dapat menstabilkan atau menurunkan kadar gula dalam darah sehingga dapat membantu pelepasan insulin.

Khasiat Bawang Merah
Terlepas dari beberapa manfaat bawang merah dalam membantu mengobati pernyakit kronis, bawang juga dapat menyembuhkan berbagai masalah pernyakit ringan seperti membasmi kuman di mulut, mengobati jerawat, membantu mengurangi rasa sakit akibat gigitan serangga, mengobati telinga berdengung dan masih banyak lagi. Saat sedang sakit batuk berdahak, kompreskanlah bawang merah ke area bidak dan tenggorokan, meskipun terasa sedikit panas, namun cara ini sangat efektif dalam membantu mencairkan dan mengeluarkan dahak. Itulah beberapa manfaat bawang merah yang mempu mengobati berbagai jenis pernyakit mulai dari yang ringan sampai penyakit kronis sekalipun.

Nilai Kandungan Gizi Bawang Merah


Bawang Merah, apakah karena warnanya merah yang membedakannya dengan bawang putih?

Bawang merah - onion atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.

Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.

Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia berupa soto dan sup menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu dihidangka.bawang goreng merupakan bumbu yang paling sering di gunakan orang indonesia untuk membuat masakan.

SISA BAWANG MERAH BERACUN
Bawang merah adalah sebuah magnet besar untuk bakteri, terutama bawang mentah. Anda seharusnya jangan pernah berencana untuk menyimpan sebagian dari irisan bawang merah. Hal ini tidak aman bahkan jika Anda memasukkannya ke dalam tas zip-lock dan memasukkannya ke dalam kulkas Anda. Bawang merah sudah cukup terkontaminasi hanya dengan dipotong dan dibiarkan terbuka untuk sebentar saja, sehingga hal itu dapat membahayakan Anda (dan perlu lebih waspada lagi terhadap bawang merah yang Anda masukkan ke dalam hotdog ) Jika Anda mengambil sisa bawang merah dan memasaknya, anda mungkin akan baik-baik saja, tetapi jika Anda memotong sisa bawang merah dan menaruh pada sandwich atau hotdog Anda, maka Anda sedang mencari masalah. Baik bawang merah dan kentang basah dalam salad kentang, akan menarik dan menumbuhkan bakteri bahkan lebih cepat daripada mayones komersial yang akan mulai rusak.

Harap diingat, adalah berbahaya untuk mengiris bawang merah dan mencoba menggunakannya untuk memasak pada hari berikutnya, bawang merah menjadi sangat beracun bahkan untuk satu malam dan menciptakan bakteri beracun yang bisa menyebabkan infeksi lambung yang buruk dikarenakan kelebihan sekresi empedu dan bahkan keracunan makanan.

Kandungan Gizi Bawang merah, Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)
Energi 166 kJ (40 kcal)
Karbohidrat 9,34 g
Gula 4,24 g
Diet serat 1,7 g
Lemak 0,1 g
jenuh 0,042 g
monounsaturated 0,013 g
polyunsaturated 0.017 g
Protein 1,1 g
Air 89,11 g
Vitamin A equiv. 0 mg (0%)
Thiamine (Vit. B1) 0,046 mg (4%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,027 mg (2%)
Niacin (Vit. B3) 0.116 mg (1%)
Vitamin B6 0,12 mg (9%)
Folat (Vit. B9) 19 mg (5%)
Vitamin B12 0 mg (0%)
Vitamin C 7.4 mg (12%)
Vitamin E 0,02 mg (0%)
Vitamin K 0,4 mg (0%)
Kalsium 23 mg (2%)
Besi 0,21 mg (2%)
Magnesium 0,129 mg (0%)
Fosfor 29 mg (4%)
Kalium 146 mg (3%)
Sodium 4 mg (0%)
Seng 0,17 mg (2%)

Sumber: USDA Nutrient database
Back To Top