Berita Anda, Halo Pengunjung blog dimanapun anda berada semoga kalian tetap dalam keadaan sehat, saat ini anda sedang membaca Artikel dengan judul EKSPANSI TURKI ke Afrika dan Eropa, The New Ottoman?, semoga bermanfaat dan selamat membaca
EKSPANSI TURKI
By: Dr. Nandang Burhanudin
Turki menargetkan pembangunan jaringan kereta api bisnis antara Libya, Aljazair, Niger, Chad, Nigeria dan jalur lain dari Sudan ke Ethiopia hingga Somalia. Jalur kereta terinspirasi dari OBOR China.
Target Turki adalah memangkas biaya distribusi barang dari Turki dan sebaliknya, tentu saja menambah laba bisnis dan peningkatan nilai ekspor Turki bagi seluruh negara yang dilalui. Plus menjadikan Turki pusat komoditas untuk pasar Eropa.
MoU dengan Niger, menjadikan kaki Turki menancap kuat di Afrika.Tentu saja membuat Perancis, Rusia, AS, UE dan China gelagapan. Sebab kerjasama militer mencakup pangkalan militer Turki di Niger, melatih militer Niger dan menjadi suplier alutsista utama meliputi udara, laut dan darat.
MoU Turki dengan negara-negara ketiga terus dilakukan. Ada yang menuduh hal tersebut sebagai bagian dari spirit ekspansionisme New Ottoman. Turki membantah. Sebab semua kerjasama menguntungkan kedua belah negara. Tidak seperti model ekspansi Perancis, AS, Rusia ke negara-negara dunia ketiga.
Selain ke negara Afrika, MoU kerjasama dilakukan dengan negara Albania, Bosnia, Kosovo. Untuk Kosovo misalnya, Turki memberikan hibah alutsista dan dana pembangunan militer lebih dari 700 juta Dollar. Hal yang sama dilakukan dengan Ukraina dll.
Turki dipandang sebagai negara yang tulus memajukan negara yang mereka datangi. Hal ini dirasakan Somalia, Qatar, Libya, Syiria, negara-negara Balkan. Turki betul-betul menjalankan nasihat para Sultan Utsmani:
"Ketika golongan kuat tengah bersitegang, carilah celah untuk besar dan menjadi pemenang."
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/2F6DKmf
via IFTTT
Labels:
IFTTT,
PORTAL ISLAM
Thanks for reading EKSPANSI TURKI ke Afrika dan Eropa, The New Ottoman?. Please share...!
0 Komentar untuk "EKSPANSI TURKI ke Afrika dan Eropa, The New Ottoman?"