Berita Anda, Halo Pengunjung blog dimanapun anda berada semoga kalian tetap dalam keadaan sehat, saat ini anda sedang membaca Artikel dengan judul Cerita Buzzer yang Ngaku Dibayar Demi Muluskan RUU Omnibus Law Ciptaker, semoga bermanfaat dan selamat membaca
[PORTAL-ISLAM] Seperti diketahui, ada 21 influencer dari berbagai kalangan yang turut mengkampanyekan RUU Cipta Kerja melalui #IndonesiaButuhKerja di instagram. Ke-21 influencer tersebut di antaranya Gofar Hilman, Inul Daratista, Cita Citata, Valentino 'Jebret' Simanjuntak, Rigen Rakelna dan Boris Bokir.
Ada pula Aruan Marsha, Kim Jeffrey Kurniawan, Gisella Anastasia, Gading Marten, Siti Badriah, Gritte Agatha, Fitri Tropica, Gita Bhebhita, Caesar Gunawan, Zahwa Aqilah, Ismed Sofyan, Ardhito Pramono, Adhe Giovani, Alain Goenawan, Tiyo Adji, Aisya Fabien, dan Aditya Fadila (Adit Insomia).
Salah satu influncer atau buzzer yang terlibat dalam menyuarakan RUU Omnibus Law Cipta Kerja melalui hashtag #IndonesiaButuhKerja mengakui postingan yang diunggahnya melalui akun instagram adalah berbayar.
Diketahui, #IndonesiaButuhKerja merupakan bentuk dukungan untuk melanggengkan RUU Cipta Kerja. Tagar tersebut diramaikan oleh influencer dan artis di Instagram.
Satria Ramadhan selaku Manager dari Aditya Fadila (Adit Insomia) mengakui, postingan yang pernah diunggah oleh Aditya melalui akun @adit_insomia yang menyuarakan RUU Cipta Kerja melalui hashtag #IndonesiaButuhKerja mendapatkan fee atau komisi.
"Postingan itu ada fee untuk posting, jadi semacam buzzer karena kebetulan yang urus adalah temannya Adit," kata Satria kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/8/2020).
Hal itu dijelaskan oleh Satria karena sebelumnya dia mengklaim unggahan @adit_insomia merupakan postingan tanpa berbayar dan dilakukan Aditya secara sukarela.
Kendati demikian, Satria enggan menyebut berapa besaran fee yang didapatkan oleh Aditya setelah mengunggah kampanye #IndonesiaButuhKerja. "Kalau yang ini saya gak bisa sebut, tapi yang pasti di bawah rate Aditya," tuturnya.
"Jadi bukan sukarela. Kita gak tau kalo itu ada sangkut pautnya dengan pemerintah apalagi berhubungan dengan RUU, karena di briefnya gak ada," kata Satria melanjutkan.
Satria menjelaskan, postingan yang diunggah oleh Aditya hanya untuk menolong teman seprofesinya yang katanya telah menjalankan proyek kampanye ini.
Kendati demikian, Satria enggan menyebut siapa teman Aditya tersebut. Saat dikonfirmasi, apakah teman seprofesinya tersebut berasal dari kementerian/lembaga negara, Satria mengaku bukan berasal dari kalangan pemerintahan.
"Bukan, teman seprofesi. Tapi dia keberatan disebutkan. Karena memang niatnya bantu temen yang megang proyek ini," tuturnya.
Secara terpisah, Gofar Hilman juga melakukan klafirikasi atas postingan yang pernah diunggahnya melalui akun instagramnya @pergijauh.
Gofar mengatakan, dirinya mendapatkan tawaran untuk membuat membuat sebuah video dengan tema kreativitas di rumah dan bagaimana cara yang kreatif untuk bertahan di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dari deck presentasi dan brief yang gue dapat, tidak ada disebutkan mengenai RUU apapun. Dan apa yang gue sampaikan melalui video dan tulisan, tidak ada pernyataan bahwa gue mendukung ataupun mengecilkan salah satu pihak tertentu," tulis Gofar dalam cuitannya melalui akun twitternya @pergijauh, Kamis (13/8/2020).
Gofar mengakui, dirinya dan tim tidak melakukan riset yang lebih dalam sebelum dan sesudah menerima pekerjaan.
"Melalui tulisan ini gue secara pribadi minta maaf dan ke depannya gue dan tim akan lebih berhati-hati ketika menerima pekerjaan," kata Gofar melanjutkan.
CNBC Indonesia sudah mengkonfirmasi berapa fee atau komisi yang didapatkan oleh Gofar Hilman dan timnya, namun yang mewakili Management Gofar enggan memberikan keterangan terkait.
"Tidak ada pernyataan lain selain yang sudah kami muat via Twitter ya," kata Fadil yang mewakili Managemen Gofar kepada CNBC Indonesia melalui surat elektronik atau e-mail.
Penjelasan Pemerintah
Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi mengatakan tidak tahu menahu adanya para selebritis yang menggaungkan #IndonesiaButuhKerja.
Bahkan, kata Elen, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian tidak pernah membayar dan tidak ada anggaran untuk membayar para influencer atau buzzer tersebut.
"Kami tidak pernah membayar dan tidak mungkin mempunyai anggaran untuk influencer RUU Cipta Kerja. Penyusunan dan pembahasan sesuai dengan ketentuan yang ada," kata Elen kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/8/2020).
Elen pun tidak tahu kenapa 21 selebritis tersebut menyuarakan #IndonesiaButuhKerja, sebagai bentuk dukungannya untuk mengesahkan RUU Cipta Kerja.
"Kemenko tidak memiliki program yang berkaitan dengan influencer. Namun kami berterima kasih apabila masyarakat ikut menyampaikan dukungannya atas RUU Cipta Kerja," kata dia melanjutkan.
Sumber: CNBCIndonesia
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3iJ4gAT
via IFTTT
Labels:
IFTTT,
PORTAL ISLAM
Thanks for reading Cerita Buzzer yang Ngaku Dibayar Demi Muluskan RUU Omnibus Law Ciptaker. Please share...!
0 Komentar untuk "Cerita Buzzer yang Ngaku Dibayar Demi Muluskan RUU Omnibus Law Ciptaker"