Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Budidaya Bawang Daun (Loncang)

Berita Anda, Halo Pengunjung blog dimanapun anda berada semoga kalian tetap dalam keadaan sehat, saat ini anda sedang membaca Artikel dengan judul Budidaya Bawang Daun (Loncang), semoga bermanfaat dan selamat membaca

Bawang daun atau biasa juga disebut daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan dalam masakan.
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A. ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun bawang.

Berikut artikel tentang budidaya bawang daun, gampang-gampang susah memang untuk budidaya bawang jenis yang satu ini, namun bagi kalangan petani yang berpengalaman saya yakin sudah tak asing lagi dengan teknis dan cara budidaya bawang daun.

Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun

Pembibitan
Ada dua cara melakukan pembibitan bawang daun. Pertama, menggunakan pembibitan benih dan kedua menggunakan pembibitan anakan. Tahap pertama budidaya bawang daun adalah pembibitan. Berikut ini merupakan tahap pembibitan bawang daun.

Pembibitan Benih
  1. Benih disemai di sebuah bedengan selebar 100-120 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
  2. Tanah digemburkan dan diolah dengan ukuran kedalaman sekitar 30cm. Kemudian, pupuk kandang sebanyak 2 kilogram dicampurkan ke dalamnya.
  3. Bedengan diberi semacam atap berbahan plastik transparan dengan ketinggian 100-150cm di sebelah timur, sementara tinggi di sisi barat cukup 60-80cm.
  4. Benih pun ditaburkan pada sebuah garis atau larik-larik melintang dengan kedalaman sekitar 1cm dan jarak tiap-tiap larikan tidak lebih dari 10cm.
  5. Sambil menunggu kecambah muncul, tutuplah benih tersebut dengan karung goni yang basah atau bisa juga menggunakan daun pisang.
  6. Untuk merawatnya, disarankan agar penyiraman dilakukan setiap hari.
  7. Pada usia 1 bulan, saatnya bibit diberikan pupuk daun dengandosis anjuran 1/3 hingga ½ dengan cara disemprot.
  8. Nah, jika sudah berusia 2 bulan dan ketinggian bibit sudah mencapai 10cm hingga 15 cm, bibit bawang daun sudah siap dipindahkan.

Pembibitan Anakan
Berikut ini adalah bagaimana daun bawang dibudidayakan menggunakan pembibitan anakan.
  1. Memilih rumpun yang hendak dibuat menjadi bibit haruslah berumur 2,5 bulan dan dalam kondisi sehat tidak terseranghama.
  2. Pembongkarannya, rumpun piliahan tadi diangkat bersama dengan akar-akarnya.
  3. Selanjutnya, tanah yang menempel dan akar atau daun tua ikut dibuang.
  4. Pisahkanlah rumpun tersebut hingga kita mempunyai rumpun baru yang terdiri dari 1-3 anakan daun bawang.
  5. Cara penanamannya adalah membuang sebagian daun dan bibit pun disimpan pada lokasi lembap serta teduh dengan durasi sekitar 5 hingga 7 hari.
  6. Bibit pun siap ditanam.

Persiapan Lahan
Lahan yang sesuai untuk penanaman bawang daun adalah tanah hitam yang gembur dan banyak humus. Selanjutnya tanah diolah dan sebaiknya pengolahan tanah dilakukan 15-30 hari sebelum tanam, tanah diolah dengan dicampur Pupuk Organik. Buatlah persemaian. Caranya, olah tanah, lalu tanam biji atau anak tunas sebagai bibit. Untuk 1 ha lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak 200.000 anakan atau 1,5-2 kg biji. Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul tanah sedalam 30-40 cm, kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Buat bedengan selebar 0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara bedengan. Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.

Penanaman
  1. Pindahkan bibit ke lahan penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15 cm).
  2. Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
  3. Sebelum ditanam, bibit dicabut dengan hati-hati, lalu potong sebagian akar dan daun.
  4. Rendam bibit dalam fungisida dengan konsentrasi rendah (30%-50% dari dosis yang dianjurkan) selama 10-15 menit.
  5. Tanam bibit dalam lubang yang telah disediakan, lalu padatkan tanah disekitar pangkal bibit atau pada bagian akar.
Pemeliharaan
  1. Setelah bawang daun berumur 15 hari setelah tanam lakukan penyulaman, bila ada bibit bawang daun yang mati atau yang pertumbuhannya kurang baik.
  2. Lakukan penyiangan gulma setiap 3-4 minggu, atau setiap kali tumbuh gulma di sekitar tanaman bawang daun.
  3. Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen.
  4. Potong batang bunga dan daun tua untuk merangsang tunas.
  5. Siram 2 kali sehari, usahakan untuk tidak terlalu becek/basah.
  6. Lakukan penyemprotan pestisida jika diperlukan bila muncul tanda-tanda hama dan penyakit, usahakan dengan pestisida nabati/organik.
Pemupukan
Berikan pupuk pertama pada saat bawang daun berumur 25-30 hari setelah tanam. Selanjutnya lakukan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dengan memperhatikan laju pertumbuhan tanaman. Untuk hasil yang maksimal, menjaga keramahan lingkungan, dan hasil panen bawang daun yang sehat untuk dikonsumsi, gunakan Pupuk Organik.

Hama dan Penyakit
  1. Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.). Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae atau dengan perangkap ngengat.
  2. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
  3. Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.). Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
  4. Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.). Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat.
  5. Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp). Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
  6. Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.). Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman.
  7. Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.). Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit.
Panen
  1. Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.
  2. Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.
  3. Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
  4. Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.
Pasca Pane
  1. Bawang daun yang telah dipanen disimpan di tempat teduh, lalu cuci sampai bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu tiriskan.
  2. Ikat dengan tali rafia pada bagian batang dan daun.
  3. Berat setiap ikatan sekitar 25 kg.
  4. Bawang daun disortir sesuai ukuran diameter batang dan panjang daun.
  5. Simpan pada temperatur 0,8-1,4 °C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot, dan agar bawang daun tetap segar saat akan dipasarkan.
  6. Bawang daun siap untuk dipasarkan.
Selain di budidayakan di lahan yang luas bawang daun juga sangat cocok jika dibudidayakan dalam pot atau polybag, untuk budidaya bawang daun dalam pot atau polybag pada prinsipnya sama, hanya berbeda media tanamnya saja. Jadi tidak ada salahnya bagi Anda yang tidak memiliki pekarangan yang luas bisa mencoba budidaya bawang daun dalam pot atau polybag.
Labels: Bawang Daun, Budidaya, Loncang

Thanks for reading Budidaya Bawang Daun (Loncang). Please share...!

0 Komentar untuk "Budidaya Bawang Daun (Loncang)"

Back To Top