
It's that time again to answer some of your questions about the world of wine. I think the last couple of months have given readers more time for questions. As I say each time you reach out to me, I enjoy your questions so keep them coming. They always provoke interesting column ideas and information.
We recently had a wine that had a strong roasted sugar smell. We have had the brand before, and it was not this aroma. Any thoughts?
My first thought would be a red flag of the roasted sugar smell. Many wines ruined by exposure to too much heat can have this aroma. It can also smell similar to a wine reduction sauce. One telltale sign a bottle has been exposed to too much heat is the cork seal. Heat can compromise the seal causing the cork to push up.
Do European wines have sulfites?
Yes. All wine contains some sulfites. They are a natural byproduct of the winemaking process. Sulfur dioxide (SO2) is a chemical compound made of sulfur and oxygen. It occurs naturally but can be produced in a lab. It's used to preserve foods and beverages. It has been used for thousands of years in winemaking. The reason most consumers think European wines are sulfite free is they are not listed on wine labels. The U.S. requires a sulfite warning "Contains Sulfites."
We are taking a very old bottle from our cellar to a friend's home for dinner and will be decanting. Is it true I should handle older wine bottles different than younger ones?
Older wines are fragile. Many will have sediments inside the bottle that will be "stirred" in movement. I would recommend taking the bottle to the dinner party location several days prior to the dinner to allow the bottle to rest so the clear wine separates from the sediment. Be sure to stand the wine up to allow the sediment to settle.
Is it strange I enjoy my red wines slightly chilled?
Absolutely not. Many red wines are served warmer than the ideal temperature for red wines. We hear the term "room temperature" for the way red wines should be served but I think people forget room temperature refers to cellar temperature of 60 to 66 degrees.
What's the difference between Sancerre and sauvignon blanc?
Sauvignon blanc is a white grape, while Sancerre is the name of the wine region in France's Loire Valley. All white Sancerre wine is made from sauvignon blanc grapes, but sauvignon blanc will differ broadly depending on a region's climate, vineyard practices and winemaker's expression.
If a wine label says "Cabernet Sauvignon" can it have other grapes?
Each region has laws pertaining to labeling. In the United States, a wine labeled Cabernet Sauvignon must have at least 75% of this grape. In the European Union and Australia, the minimum is 85%.
Several readers have asked about "orange wines" — a topic worthy of its own column, which is coming soon.
Lorri Hambuchen is a member of London's Institute of Wines and Spirits. Email:
"wine" - Google News
August 19, 2020 at 02:19PM
https://ift.tt/34fhEbY
UNCORKED: Some answers to readers' wine-related questions - Northwest Arkansas Democrat-Gazette
"wine" - Google News
https://ift.tt/3d98ONZ
https://ift.tt/2KTSYuD
Wine Aziz Blogger August 19, 2020 Admin Bandung Indonesia
[PORTAL-ISLAM] Hari-hari Berat Mata Uang Turki, Serangan Valas Terbaru Terhadap Nilai Mata Uang Turki
Nilai Mata Uang Turki saat ini mendapat serangan bertubi-tubi para spekulan hitam di sektor keuangan yang mentargetkan penurunan mata uang Turki atas mata uang negara lain utamanya Dollar AS dan Euro, Nilai Lira anjlok sekitar 15 poin tertinggi dalam dua tahun terakhir. Mereka mentargetkan Turki mengalami Inflasi tinggi (kemahalan harga).
Namun saat ini tidak terjadi apa yang mereka rencanakan. Menurut Forumer Turki harga-harga masih murah kecuali Mobil. Mengapa hal itu bisa terjadi ? Kuncinya pihak pemerintah dan Swasta tidak begitu mempunyai hutang pembangunan dan impor yang berarti dalam bentuk mata uang asing.
Berikut pemaparan Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak:
Hutang Publik di Turki jauh lebih sedikit daripada di negara lain, Menteri Keuangan Albayrak mengatakan
Hutang rumah tangga di Turki lebih rendah daripada negara berkembang dan maju lainnya, menteri keuangan Berat Albayrak mengatakan pada Senin (17/8/2020).
Ekonomi Turki telah tahan terhadap krisis tahun ini sejauh ini dan akan mendapatkan lebih banyak kekuatan dalam mengatasi situasi global ini, kata Berat Albayrak dalam Twitternya.
Menurut data yang dibagikan Albayrak dalam tweetnya, AS memiliki hutang rumah tangga per kapita terbesar di dunia, yaitu $ 49.579. AS diikuti oleh Inggris dengan sekitar $ 34.749 dan Korea Selatan dengan sekitar $ 29.778.
Angka yang sama berada di $ 25.621 di Jerman, $ 25.497 di Prancis, $ 22.736 di Jepang, $ 17.010 di Spanyol, $ 13.000 di Italia dan $ 5.819 di Cina.
Menurut data, Jepang memiliki hutang publik per kapita terbesar sekitar $ 91.624. Rata-rata di antara negara maju dan berkembang masing-masing adalah $ 41.178 dan $ 2.726.
AS berada di urutan kedua dengan hutang publik per kapita sekitar $ 69.551, diikuti oleh Italia dengan $ 49.690, Prancis dengan $ 46.175 dan Inggris dengan $ 44.755.
Utang publik per kapita di Turki hanya sekitar $ 2.854, menurut data.
Sumber: Daily Sabah
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/320wBvE
via IFTTT Aziz Blogger August 19, 2020 Admin Bandung Indonesia
Kunci Ekonomi Turki Tahan Krisis: Hutang Publik Sedikit
[PORTAL-ISLAM] Sepertinya baru kali ini di Indonesia... masker digunakan untuk menyampaikan pesan politik yang lagi hangat terjadi.
Hal itu digunakan pengamat politik kenamaan Eep Saefulloh Fatah dalam ILC tvOne semalam, Selasa (18/8/2020) bertema "75 Tahun Indonesia Maju".
Eep memakai masker yang bertuliksna "BEBASKAN JRX".
Seperti diketahui, JRX atau Jerinx adalah musisi SID (Superman is Dead) yang heboh dengan teori kontroversi seputar virus Corona yang saat ini ditahan Polda Bali atas tuduhan pencemaran nama baik terhadap IDI.
Banyak pihak yang tidak setuju dengan penahanan terhadap JRX dengan pasal karet UU ITE.
Berikut video Eep di ILC tvOne dengan masker Bebaskan JRX..
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3aHsWGX
via IFTTT Aziz Blogger August 19, 2020 Admin Bandung Indonesia
Tampil di ILC, Eep Saefulloh Pakai Masker 'Bebaskan JRX'
Ada yang gelisah. Dan kelihatan sangat gelisah. Mungkin mereka punya firasat akan muncul kekuatan besar. Yang merasa gelisah itu, barangkali takut digoyang. Takut jatuh.
Sebaiknya, jauhkanlah semua itu. Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) hanya ingin menyadarkan rakyat tentang situasi bangsa dan negara yang sedang amburadul. Hanya itu. Hanya ingin menyadarkan rakyat bahwa kehidupan akan sangat berat. Dalam waktu dekat ini. KAMI bukan dimaksudkan untuk menggoyang pemerintah.
Sekali lagi, rakyat perlu diingatkan. Agar mereka siap mental dan siap fisik. Sebab, krisis yang segera membentang di depan bukan sekadar hilang pekerjaan. Bukan sekadar kebangkrutan bisnis. Tetapi jauh lebih seram dari itu. Krisis yang sedang ‘unfolding’ (menghampar) di depan kita diprediksi akan menjadi sesuatu yang ‘unprecedented’ alias ‘belum pernah terjadi’. Dan bisa ‘unpredictable’ (liar) juga.
Krisis itu pasti multi-dimensional. Sebab, kebangkrutan bisnis akan merambah ke semua kategori: besar-kecil-menengah, semua akan mengalami pukulan berat. Dan berlangsung meluas dalam waktu bersamaan.
Setelah kebangkrutan massal, tentu akan ada krisis moneter. Krisis ‘cash-flow’. Krisis duit. Kalangan bisnis akan pontang-panting mencari sumber pendanaan. Nah, dari mana mau dicarikan uang untuk menahan agar kebangkrutan massal itu tidak berdampak fatal dan masif? Untuk saat ini, dengan kondisi global seperti sekarang, tidak mudah mencari dana segar.
Di tengah kebangkrutan dahsyat itu, pastilah muncul krisis-krisis lain. Akan muncul masalah keamanan dan ketertiban. Tak bisa tidak. Tindak kejahatan yang terkait dengan kesulitan hidup hampir pasti akan muncul di mana-mana. Akan menjadi fenomena umum. Dalam situasi normal saja, tanpa gangguan ekonomi, angka kejahatan yang bermotifkan materi kehidupan berada di tingkat yang memprihatinkan. Apalagi seperti yang sedang kita alami ini.
Itu yang membuat para tokoh bangsa berkumpul (18/8/2020) di Tugu Proklamasi, Jakarta. Mereka mendeklarasikan tekad untuk menjaga agar jalannya pemerintahan tidak keliru. Menjaga supaya negara tidak dikelola secara ugal-ugalan. Sebab, lumrah sekali dimunculkan alasan krisis untuk melakukan langkah yang sewenang-wenang.
KAMI bukan organisasi pemberontak. KAMI dengan tegas menyatakan diri sebagai ‘moral force’. Hanya gerekan moral. Apakah tidak boleh ada gerakan yang berusaha mengawal hak-hak rakyat? Yang mengawasi sepak-terjang para penguasa agar mereka tidak sesuka hati?
Seharusnya tidak perlu ada reaksi yang berlebihan terhadap kemunculan KAMI. Tidak perlu ada intimidasi. Mereka itu adalah para tokoh yang kebetulan memiliki keprihatinan terhadap situasi umum di negara ini.
Dan kebetulan pula belum ada terlihat orang-orang lain yang merasa tergugah untuk menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman. Ada ancaman ideologis, ada ancaman imperialis, dan ada ancaman terhadap eksistensi NKRI.
KAMI melihat potensi besar ancaman-ancaman itu. Jika itu yang mendasari kebersamaan para tokoh bangsa di dalam gerakan moral ini, mengapa mereka harus diposisikan sebagai musuh? Mereka semua memahami konstitusi. Dari pemahaman itulah mereka melangkah. Mereka tahu apa yang mereka lakukan dan untuk siapa.
Alangkah naifnya kalau mereka dijadikan musuh yang harus ditumpas. Lihat saja sambutan publik terhadap kehadiran KAMI. Memang gerakan ini pastilah akan membesar terus. Karena mereka tidak bermaksud mencari keuntungan pribadi melalui gerakan ini.
KAMI menyatakan dengan tegas bahwa gerakan moral mereka itu akan diimplementasikan dengan cara yang persuasif. Mereka akan menginisiasi dialog dengan siapa pun. Dan siap melayani ajakan dialog dari mana pun juga asalkan itu dimaksudkan untuk kemaslahatan bangsa dan negara.
Kemunculan KAMI tidak dipicu oleh kebencian. Tekad para tokohnya hanya untuk menyelamatkan Indonesia. Tidak benar bunyi salah satu plakat yang dipajang di aksi tandingan di sekitar Tugu Proklamasi. Orang-orang yang mengaku sebagai komponen milenial menulis: “Jangan Tulari Rakyat Dengan Virus Kebencian Pada Pemerintah”.
Agak aneh aksi orang-orang yang mengaku kelompok milenial itu. Aksi yang rapi dan tampak mahal dan terawat.
KAMI tak punya waktu untuk hal-hal yang disangkakan itu. KAMI tidak perlu menghasut agar rakyat membenci pemerintah. Sebab, rakyat Indonesia mampu melihat sendiri berbagai kejanggalan dan kesewenangan yang terjadi.
By Asyari Usman
(Penulis wartawan senior)
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3kX7u5B
via IFTTT Aziz Blogger August 18, 2020 Admin Bandung Indonesia
Ada Yang Gelisah dengan Deklarasi KAMI, Takut Jatuh
Sebelumnya sudah ada PA 212 yang menggalang masa dalam menyikapi segala kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Sekarang, muncul kelompok baru yang menamakan dirinya KAMI.
KAMI adalah sekumpulan tokoh-tokoh yang terus memberikan input pada pemerintah mengenai permasalahan bangsa. Mereka adalah tokoh-tokoh yang mempunyai kapasitas untuk berbicara dalam bidang keilmuannya.
Ada Rizal Ramli dan Said Didu yang getol dan hapal dengan permasalahan ekonomi. Ada Din Syamsuddin yang konsisten mengawasi pemerintah dalam kebijakan beragama. Ada Rocky Gerung seorang filsafat yang kerap melontarkan kata-kata menusuk pada rezim.
KAMI bukan perlawanan pada PA 212. Justru di KAMI ada tokoh-tokoh agama dari PA 212 yang juga dilibatkan, sebagai bentuk merangkul semua pihak yang mewakili seluruh elemen masyarakat. KAMI adalah wadah perjuangan yang akan memberikan suara pada pemerintah.
OPOSISI
Pembentukan KAMI adalah sebagai bentuk permufakatan rakyat oposisi. Benar di DPR sudah ada partai yang menyatakan oposisi, namun dengan keberadaan mereka gak membuat berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat bisa dikaji ulang. Bahkan bisa menyedihkan, kala partai oposisi justru terlibat meloloskan UU yang jelas merugikan negara maupun rakyat secara umum.
Keberadaan KAMI menunjukkan bahwa ada ketidakpercayaan pada partai di parlement, khususnya yang mengaku oposisi.
HEBOH DENGAN "KAMI"
Menjelang deklarasi, banyak nada sumbang mengenai pembentukan KAMI. Bergabungnya banyak tokoh rujukan pihak oposisi, ternyata ada yang menyikapi berbeda. Selain pendukung pemerintah, ternyata ada beberapa pihak yang menganggap sinis pada deklarasi KAMI.
Umumnya masyarakat oposisi yang tidak antusias pada pembentukan KAMI adalah simpatisan partai yang menyatakan dirinya oposisi di parlemen.
Setelah Gerindra nyatakan koalisi dengan pemerintah, terjadi cara-cara menarik masa relawan PS ke partai oposisi. Demokrat yang selama ini lebih dikenal dengan partai abu-abu, malah menyatakan diri bahwa mereka saat ini partai oposisi. Menghadirkan sosok AHY sebagai pengganti sosok PS yang dianggap berkhianat. Ini adalah cara Demokrat memanfaatkan peluang dikala Gerindra meninggalkan kursi oposisi mereka.
Demikian juga dengan PKS. Kali ini mereka harus mandiri tanpa teman setia diseberang meja koalisi. Satu sisi galau menentukan langkah oposisi, namun satu sisi melihat peluang bahwa inilah saatnya meraup dukungan relawan PS yang kecewa.
Saat mereka telah mempunyai rencana, lalu muncul KAMI yang dianggap bisa merusak apa yang mereka mau. Keberadaan KAMI pastinya menggeser dukungan pada partai. Melihat tokoh-tokohnya saat ini, maka posisi KAMI akan menjadi semakin kuat untuk dijadikan rujukan selain partai Oposisi.
Hal inilah yang melandasi adanya nyinyiran dengan pembetukan KAMI. Ada kekhawatiran bahwa keberadaan KAMI akan menggerus dukungan pada partai yang mereka puja. Karena bisa jadi KAMI akan menjadi partai kedepannya. Peluang itu sangat besar, tinggal mencari penyandang dana untuk menjadikannya partai.
Pastinya para partai berlabel oposisi sudah melihat peluang KAMI menjadi partai. Jika benar terbentuk, wajar apabila partai oposisi harus was-was atas perolehan suaranya.
Yang jelas, KAMI dibentuk sebagai perwujudan melakukan kontrol pada pemerintah diluar lembaga resmi. Bisa jadi mereka tidak percaya pada partai oposisi saat ini, karena banyak kejadian hal-hal yang seharusnya ditolak justru disetujui dalam pembahasannya.
Apapun itu, munculnya KAMI tetap harus disikapi positif. Kita butuh jiwa-jiwa yang terus vokal bicara dengan sajian informasi yang bernas. Memusuhi KAMI, sama saja memusuhi pemikiran kritis bangsa. Membungkam KAMI, sama saja dengan membungkam kebebasan berserikat anak negeri.
Dukung KAMI selagi itu demi keselamatan bangsa dan negara.
(By Iwan Balaoe)
from PORTAL ISLAM https://ift.tt/3kVxzC1
via IFTTT Aziz Blogger August 18, 2020 Admin Bandung Indonesia