Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Membuat Bakteri Cair ( MOL ) dari Tape dan Tempe

MOL ini bisa disebut Bakteri Cair. Bakteri Cair merupakan salah satu alternatif untuk mengolah limbah cair rumah tangga secara biologis yang ramah lingkungan.

Cara pembuatan bakteri cair untuk 1 galon :

Bahan dan Peralatan
  1. Tempe ¼ kg 
  2. Galon 1 buah
  3. Tape singkong 0.5-1 Kg 
  4. Baskom 1 buah, blender
  5. Air tebu 1 ½ lt/Gula Pasir/Gula merah 1 kg/ molase 5-10 sdm 
  6. Plastik 1 buah
  7. Air ¾ galon (air isi ulang/air sumur) 
  8. Karet gelang 1 buah
  9. Susu fermentasi (Yakult,Yoghurt , dll): 3 sdm atau setengah botol Sendok makan
Tahapan kerja :
  • Campurkan tempe dan tape hingga menyatu di dalam baskom 
  • Buat kepalan dari campuran tempe dan tape, lalu masukkan ke dalam galon yang telah terisi air (sebaiknya air mineral isi ulang atau air sumur, bukan air PDAM)
  • Masukkan air tebu/gula/molase ke dalam galon, lalu tambahkan 3sdm yoghurt
  • Kocok galon agar kepalan campuran tempe dan tape dapat menyebar rata
  • Tutup galon dengan plastik yang dimasukkan ke dalam mulut galon, palstik ini akan menggelembung bila bakteri di dalam galon telah bekerja aktif (biasanya 3-4 hari)
Catatan: 
Cara pembuatan bisa juga dengan cara tempe, tape, susu fermentasi dan gula diblender dengan tujuan agar bahan mudah diaduk dan tercampur merata tanpa harus melakukan pengocokan ketika sudah dimasukkan dalam galon.

Cara penggunaan :
Siramkan bakteri cair 2 tutup botol minuman mineral ke saluran drainase (selokan, sumur, kamar mandi, kloset, wastafel) setiap hari untuk menghilangkan bau

Manfaat : 
  1. meningkatkan kualitas air (bakteri menguraikan kandungan di dalam limbah yang
    merugikan) 
  2. dapat sebagai pupuk cair (1 liter bakteri cair + 10 liter air sumur) 
  3. pestisida organic 
  4. menghancurkan padatan kotoran pada septic tank jika sudah penuh 
  5. mengatasi bau pada saluran
Catatan :
  • Ciri-ciri bila bakteri ini masih bagus adalah aromanya menyerupai tape
  • Untuk pembuatan bakteri cair berikutnya, ambil 1 gelas bakteri cair sebagai starter, lalu lakukan tahapan kerja yang ke-3 dan ke-4
Bahan tambahkan isi buah maja 1 butir. Lebih bagus lagi, isi buah maja yang sudah berwarna hitam, kemudian diblender. Dengan demikian, gula pasir/gula jawa akan berkurang 1/2 dari dosisnya. Kemudian yakult/yoghurt saya ganti dengan POC merk tertentu.

Jenis Dan Karakteristik Pupuk Organik

 

Pupuk organik

Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.

Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.
Jenis-jenis pupuk organik

Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.

Pupuk Hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.

Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.

Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.

Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.

Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).

Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet.

Pupuk Hayati

Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari berbagai macam organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman. Sebagian pihak menggolongkan oganisme ini bukan sebagai pupuk organik melainkan digolongkan sebagai pembenah tanah. Namun sebagian lagi menggolongkannya sebagai salah satu jenis pupuk organik.

Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan.

Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.

Karakteristik pupuk organik

Seperti juga humus, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Setidaknya ada empat manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.
Sumber nutrisi tanaman lengkap. Pupuk organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan unsur hara tersebut.
Memperbaiki struktur tanah. Pupuk organik merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung yang solid, namun disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung. Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan pada tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa memberikan pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
Meningkatkan kapasitas tukar kation. Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antar ion-ion yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Kandungan material organik yang tinggi akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
Meningkatkan daya simpan air. Struktur kompos sangat menyerap air (higroskopis). Air yang datang disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan air ini mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari kekeringan.
Meningkatkan aktivitas biologi tanah. Pupuk kompos mengandung mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang biota tanah. Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.

Pupuk organik vs pupuk kimia sintetis
Dilihat dari kandungannya, pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap baik makro maupun mikro. Namun takarannya sedikit dan komposisinya tidak pasti. Setiap pupuk organik mempunyai kandungan nutrisi dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan pupuk kimia sintetis hanya memiliki beberapa kandungan nutrisi saja, namun jumlahnya banyak dan komposisinya pasti. Misalnya, urea banyak mengandung unsur nitrogen (N) dalam jumlah yang cukup tapi tidak memiliki zat nutrisi lainnya.

Penyerapan nutrisi atau zat hara pada pupuk organik lebih sulit dicerna tanaman karena masih tersimpan dalam ikatan kompleks. Namun secara jangka panjang akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang bisa memudahkan tanaman menyerap unsur-unsur tadi. Sedangkan pada pupuk kimia sintetis kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanaman. Kelemahannya, zat hara tersebut sangat mudah hilang dari tanah karena erosi.

Pupuk organik baik untuk digunakan dalam jangka panjang karena sifatnya menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air. Sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Sementara itu pupuk kimia sintetis walaupun efek reaksinya cepat, secara jangka panjang akan mengeraskan tanah dan mengurangi kesuburannya.

Dari sisi lingkungan dan ekosistem, pupuk organik memicu perkembangan organisme tanah. Tanah yang kaya akan organisme sanggup memberikan nutrisi secara berkelanjutan. Karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi tanaman. Sedangkan pupuk kimia sintetis malah membunuh organisme tanah. Sehingga untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman selalu diperlukan penambahan pupuk dalam jumlah yang terus meningkat.

Dilihat dari sisi kesehatan, pupuk organik lebih menyehatkan bagi manusia karena tersusun dari bahan-bahan organik yang sama dengan tubuh manusia. Sedangkan pupuk kimia sintetis diketahui unsur-unsur bebasnya membahayakan kesehatan. Namun khusus poin yang terakhir ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.

Pupuk Organik Cair

 
Pupuk

Pupuk kandang dan kompos memang berfungsi menyuburkan tanah. Sayang kandungan unsur haranya rendah. Sementara pupuk kimia yang efektif untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman mudah tercuci, sehingga berpotensi mencemarkan lingkungan. Pupuk organik cair mampu mengatasi kedua masalah pelik ini.

Perbincangan mengenai keunggulan dan kekurangan teknologi pupuk memang selalu menarik perhatian. Membandingkan pupuk organik dan pupuk anorganik, misalnya. Pupuk organik selalu diunggulkan karena mampu berfungsi sebagai pembenah sifat fisik dan biologi tanah yang tidak tertandingi. Kelemahannya, biaya pengadaan pupuk ini memang sangat mahal, terutama bila dikaitkan dengan tuntutan perbaikan sifat kimia. Di lain pihak pupuk kimia yang unggul karena cepat memenuhi kebutuhan hara tanaman, peranannya menjadi berkurang bila dikaitkan dengan tingginya tingkat pencemaran yang ditimbulkan. Daya dukung tanah dalam mengikat unsur pupuk kimia umumnya memang rendah dan periodenya singkat.

Bisa Lewat Daun

Selain diberikan melalui tanah, pupuk juga dapat diserap tanaman melalui bagian-bagiannya di atas tanah, misalnya melalui daun. Saat ini penyemprotan larutan pupuk ke daun tanaman semakin populer untuk mendukung program pemupukan melaui tanah.

Cara pemupukan melalui daun memang mempunyai beberapa keuntungan. Pada saat tanaman mengalami defisiensi hara yang parah, pupuk daun tetap digunakan karena cepat diserap tanaman. Pengaruhnya terhadap pencemaran lingkungan juga minimal karena konsentrasi dan dosis aplikasinya rendah. Demikian juga saat kebutuhan unsur hara tanaman meningkat tajam dan suplai hara dari akar tidak mencukupi, pemberian pupuk daun dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman senantiasa optimal.

Kendati demikian, penggunaan pupuk daun berpeluang menjadi tidak efisien, terutama jenis pupuk daun yang tidak memakai bahan pengikat. Sebab, pupuk yang terbuang ke permukaan tanah praktis tidak bermanfaat untuk tanaman. Suhu yang tinggi dipastikan membuat senyawa nitrogen hilang ke udara. Sementara curahan air hujan akan melarutkan dan kemudian menghanyutkannya.

POC dan PPC

Kendala tadi tidak berarti menyebabkan pupuk daun harus ditinggalkan. Saat ini sudah banyak beredar pupuk daun formula baru, yang sengaja diciptakan untuk mengatasi kendala tersebut. Pupuk jenis ini umumnya dibuat dari ekstrak bahan organik yang dicampur dengan larutan unsur hara tertentu, sehingga diberi nama Pupuk Organik Cair atau (POC). Umumnya POC terdiri dari 3 komponen utama, yaitu unsur hara, senyawa organik, dan bahan pelarut. Unsur hara yang terkandung biasanya berupa campuran pupuk yang dilarutkan, atau batuan yang ditumbuk halus, dan kemudian dilarutkan dengan pelarut. Misalnya air, alkohol, atau minyak. Kadang-kadang pelarut yang dipakai Cuma satu macam, tetapi kebanyakan merupakan kombinasi. Senyawa organik yang mengandung unsur karbon, vitamin , atau metabolit sekunder ada yang berasal dari ekstrak tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim. Selain tanaman buah, perkebunan dan sayuran, tanaman pangan seperti padi pun bisa disemprot dengan pupuk organik

Menyuburkan Tanaman dan Tanah

Dibandingkan pupuk daun yang lebih dahulu dibuat, efisiensi POC atau PPC lebih baik karena bermanfaat ganda. Selain sebagai penyuplai unsur hara bagi tanaman, sekaligus juga pembenah tanah yang efektif.

Mekanisme penyerapan unsur hara melalui daun mudah dipahami, karena unsur hara dalam bentuk ion memang siap diserap tanaman. Yang agak rumit adalah mekanisme pengubahan sifat fisik tanah. Pada saat daun menyerap molekul organik, akar juga melepas eksudat organik ke risosfer. Eksudat selain berfungsi sebagai ‘pelicin’ supaya lebih mampu menembus partikel tanah, juga berguna sebagai bahan makanan bagi mikroba tanah. Misalnya jamur mikoriza, bakteri simbiotik dan non-simbiotik, serta ganggang, akan meningkat pesat populasinya. Akibat peningkatan aktivitas mikroba ini, tanah pun menjadi lebih gembur, sehingga aerasi dan kemampuan menahan airnya lebih tinggi. Struktur tanah semacam inilah yang ideal untuk budidaya tanaman.

Pupuk Organik Cair (POC)


 

Berikut ini kami sajikan bagaimana cara membuat pupuk organik cair secara sederhana dengan bahan-bahan yang murah dan mudah kita dapatkan di lingkungan sekitar kita. Beberapa peralatan yang dapat kita gunakan untuk pembuatan pupuk organik cair adalah blender atau mesin penghalus lainnya, saringan atau kain kasa, ember atau wadah yang bertutup, drum atau tong plastik yang bertutup, kayu pengaduk, dan untuk menghindarkan kita dari bau menyengat kita gunakan masker.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair adalah:
  1. Daun Lamtoro atau kemlandingan 1 Kg
  2. Daun Turi 1 Kg
  3. Daun Salam 1 Kg
  4. Daun Jeruk Purut atau Jeruk Wangi 1 ons
  5. Nanas yang sudah tidak bisa dimakan atau busuk 5 Kg
  6. Temu Lawak 1/2 Kg
  7. Bawang putih 1/4 Kg
  8. Bawang merah 1/4 Kg
  9. Tetes tebu atau gula pasir 1/2 Kg
  10. Air kencing ternak 2 liter
  11. Kotoran ternak yang masih baru 5 Kg
  12. Garam 5 sendok makan
  13. Kapur pertanian 1/4 Kg
  14. Air atau air selokan/sungai 5 liter
Cara pembuatan pupuk organik cair secara sederhana adalah sebagai berikut:
  • Daun-daunan, bawang, temu lawak, dan nanas dihaluskan dan tempatkan dalam satu wadah.
  • Kotoran dan air kencing ternak di campur dengan garam, kapur pertanian, dan tetes atau gula pasir ditempatkan dalam satu wadah kemudian diaduk sampai tercampur rata.
  • Campurkan kedua bahan tersebut di atas dalam drum atau tong, kemudian tambahkan air dan aduk hingga tercampur rata sampai berbentuk cairan.
  • Tutuplah drum atau tong tersebut dengan tutup yang telah dilobangi kecil-kecil sebagai lobang pengeluaran gas yang terbentuk.
  • Tempatkan drum atau tong agak jauh dari rumah, untuk menghindarkan bau menyengat akibat proses pembusukan.
  • Biarkan selama 2 minggu untuk proses pembusukan.
  • Setelah 2 minggu, buka tutup tong dengan hati-hati, kemudian larutan disaring.
Hasil penyaringan adalah larutan kental berwarna cokelat yang telah siap digunakan, sedang sisa penyaringan dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik.Demikian cara pembuatan pupuk organik cair (POC) secara sederhana semoga bermanfaat.
Back To Top