Lestarikan Warisan Leluhur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Adakan Ritual Marasih Ramu di Museum Balanga
BARITORAYAPOST.COM (Palangka Raya) - Bangsa Indonesia terkenal dengan keragamannya, suku, agama dan budaya akan tetapi tetap satu Bhineka Tunggal Ika. Ini yang dilakukan oleh Provinsi Kalimantan Tengah, mengingat,
"Maka dari itu ritual marasih ramu museum Balanga tetap mengedepankan protokol kesehatan. Dan doa bersama agar pirus corona khusunya di Kalteng cepat berlalu. " (yes/Red/BRP).
Melaksanakan dan melestarikan budaya peninggalan nenek moyang nerupakan kewajiban.
Suku Dayak juga memiliki kewajiban melestarikan budaya yang diwariskab nenek moyang itu. Salah satunya Marasih ramu (membersihkan barang pusaka), dengan darah berbagai macam hewan dan sesajian bahan-bahan yang lainnya.
Hal ini dilakukan mengingat kepercayaan atau kebudayaan Suku Dayak, di mana nenek moyang atau leluhur terdahulu menyakini bahwa adanya alam ghoib atau yang tidak nampak dilihat dengan kasad mata. Baik itu ada di dunia maupun yang ada di benda-benda pusaka. Dan yang pastinya pada barang-barang peninggalan nenek moyang suku Dayak.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah bersama para Basir, Damang dan tokoh adat Dayak lainnya, dari kemaren Jumat (bertepatan dengan hari raya Idhul Adha, 31/7/2020)) malam tadi dan hari ini melaksanakan ritual tahunan teraebut. Yaitu marasih ramu (membersihkan benda-benda pusaka) dan Doa Manantilang Peres Corona (menghalau virus corona) di Museum Balanga Km. 2 Cilik Riwut Palangka Raya (Minggu, 2 Agustus 2020).
Ritual tersebut dipimpin oleh Basir Rabiadi. Acara dihadiri Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Guntur Talajan, Ketua Sanggar Budaya Kalteng Suraji, Basir Suku Dayak Kalteng Rabiadi, Damang, Mantir, tokoh adat, Bawi Dayak, dan juga ada UMKM agama dan para tamu undangan.
Kegiatanpun dengan membersihkan benda-benda pusaka dengan memandikan pusaka dengan darah hewan-hewan persebahan suci yang sudah disembelih (Manyaki) serta doa bersama Manantilang Peres Corona.
Dalam Kesempatan itu Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Guntur menjelaskan, acara yang dilakukan marasih ramu di Museum Balangan dan Doa manantilang peres corona, ini dilakukan karna pada saat ini bangsa kita khususnya Kalimantan Tengah sedang menghadapi pandemi virus Cuvid-19.