Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Karakterisrik dan Ciri-ciri Tanaman Jagung Menurut Para Ahli

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam famili Graminae, termasuk dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta), sedangkan bijinya tertutup oleh bakal buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), dimasukkan ke dalam kelas Monocotyledoneae, ordo Graminaceae dan digolongkan ke dalam genus Zea dengan nama ilmiah Zea mays. L (Rukmana, 2006).

Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji. Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun. Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi panas dan berangin (Purwono dan Hartono,2006).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan (Anonim, 2007).

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikel atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar pada buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji berkecambah. Akar koronal merupakan akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal batang. Akar-akar ini tumbuh ke arah atas dari jaringan batang setelah plumula muncul. Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan tanah, tetapi dapat masuk ke dalam tanah (Rukmana, 2006).

Batang jagung tidak berlubang seperti batang padi tetapi padat dan berisi berkas-berkas pembuluh sehingga semakin memperkuat tegakan tanaman. Hal ini juga didukung jaringan kulit yang keras dan tipis yang terdapat pada batang sebelah luar. Secara umum, rata-rata tinggi tanaman berkisar antara 60-300 cm. Batang jagung beruas pada bagian pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar antara 8-21. jumlah ruas tergantung pada varietas jagung (anonim, 1993).

Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian daun terdapat lidah daun atau disebut dengan ligula. Permukaan daun tanaman jagung pada umumnya berbulu dan pada bagian bawah permukaan daun tidak berbulu (Purwono dan Hartono, 2006).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari satu buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina, beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betina (Anonim, 2006).

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; a) pericarp yang merupakan lapisan tipis terluar pada biji, (b) endosperm (82%) sebagai cadangan makanan, dan (c) embrio (11,6%) (Rukmana, 2006).

Jagung termasuk kedalam jenis tanaman C4 yang mempunyai sifat-sifat menguntungkan antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah, serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil (Leonard dan Martin, 1973). Menurut Suprapto (1998), tanaman jagung termasuk tanaman menyerbuk silang karena 95% persariannya berasal dari tanaman lain dan hanya 5% berasal dari tanaman sendiri.

Cara Budidaya Jagung Tumpangsari Dengan Tanaman Lain

Alat-alat yang digunakan dalam berusaha tani adalah cangkul, parang, golok, sabit, dan garpuh . Peralatan tersebut bisa diperoleh dengan cara membuat sendiri atau membeli, di toko alat-alat pertanian. Sarana produksi pemeliharaan berupa pupuk dan pestisida diperoleh dari kios pertanian, yaitu berupa pupuk anorganik dan pestisida. Pupuk organik yang berupa pupuk kandang di peroleh petani dari petani yang memelihara ternak atau membelinya dari luar daerah. Jenis pupuk yang digunakan terdiri dari Urea, SP-36, KCI dan Fhoska. Pestisida yang digunakan adalah furadan.



Tenaga kerja yang digunakan pada umumnya merupakan gabungan dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, namun upah tetap diperhitungkan. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga terutama diperlukan pada kegiatan-kegiatan tertentu yang memerlukan tenaga kerja banyak dan dirasa tidak mampu dikerjakan oleh tenaga kerja dalam keluarga sendiri antara lain pengolahan tanah, tanam, penyiangan, pemanenan, dan pengangkutan. Sedangkan kegiatan pemeliharaan seperti pengendalian hama penyakit, dan penjemuran biasanya dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga. Sistem upah yang dilakukan adalah sistem upah harian.

PROSES PRODUKSI
Tanah merupakan salah satu kondisi agroekologis bagi tanaman, juga merupakan suatu bentuk ekosistem dinamis yang tersusun atas berbagai komponen penting seperti air, unsur mineral, bahan organik serta udara yang dibutuhkan tanaman. Berlangsungnya kegiatan proses produksi sangat tergantung pada kondisi lingkungan sekitar tanaman tersebut. Namun kadang kala ada petani yang tidak menggunakan aturan dalam berusahatani jagung terutama dalam proses produksi seperti penanaman, pemupukan dan pemeliharaan, dengan alasan terbatasnya dana, pada umumnya petani yang seperti ini adalah mereka yang tidak mempunyai hewan ternak dan kurangnya sumber informasi dari luar tentang budidaya jagung, sehingga kurang mendapatkan hasil yang maksimal.
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminimal, akan adventif, dan akar udara. Akar seminimal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah.Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat dengan permukaan tanah, dan keadaan air tanah. Adapun langkah-langkah dalam pembudidayaan jagung adalah sebagai berikut :

1. Pembibitan
a. Persyaratan Benih
b. Mutu benih dapat dilihat dari penampakkanya seperti kebernasan benih, warna benih, campuran fisik benih, dan perkecambahan benih. Secara umum, mutu benih jagung yang baik dicirikan beberapa hal berikut:
  • Daya tumbuh besar, lebih dari 90%.
  • Tidak tercampur benih/varietas lain.
  • Tidak mengandung kotoran.
  • Tidak tercemar hama dan penyakit.
  • Sehat dan bernas.
  • Tidak keriput, tetapi mengkilap.
Benih yang bercirikan yang demikian dapat diperoleh dari benih bersertifikat. Benih bersertifikat merupakan benih dari satu varietas yang diketahui identitas varietasnya, diproduksi dengan sistem pengawasan, dan memenuhi standar sertifikasi benih lapangan maupun laboratorium.

c. Penyiapan benih
Ketersediaan benih jagung dapat diperoleh dengan cara membeli dipasaran atau memproduksi sendiri dari hasil panen. Benih yang dipilih juga harus sesuai dengan kondisi lahan dan iklim setempat.

d. Perlakuan benih sebelum ditanam
Untuk satu hektar jagung diperlukan 15-25 kg benih. Sebelum ditanam, sebaiknya benih dicampur terlebih dahulu dengan fungisida seperti Benlate dan Ridomil. Terutama bila diduga akan ada serangan jamur. Dosis dan cara pencampurannya sesuai dalam kemasan fungisida. Sementara bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukan kedalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3G. dosis yang digunakan sebaiknya sesuai dengan kemasan.

2. Penyimpanan Benih
Tidak semua benih yang diperoleh habis ditanam dalam satu periode penanaman. Untuk itu, perlu dilakukan penyimpanan benih dengan baik agar dapat tahan lama dan mutunya tidak menurun.penyimpanan benih jagung relatif mudah dibandingkan dengan benih lainnya. Faktor yang paling penting diperhatikan saat penyimpanan adalah benih harus dalam kondisi kering dengan kadar air kurang dari 14%. Suhu ruangan penyimpanan yang dikehendaki sekitar 40 C (suhu lemari pendingin). Benih tersebut akan bertahan selama 2-3 tahun.

3. Pengolahan media tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan tanah agar kondisinya baik serta mempersiapkan keadaan tanah yang gembur untuk perkembangan akar dan tumbuhan tanaman jagung yang diusahakan. Pada umumnya untuk Pengolahan tanah yang dilakukan petani ialah pengolahan tanah dengan urutan kegiatan, lahan dibersihkan lalu dibuat lubang tanam dengan cangkul sedalam 5 cm sampai 8 cm atau dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) untuk menghemat biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan waktu penanaman lebih cepat.

4. Jarak tanam
Pengaturan jarak tanam merupakan hal yang penting dalam usahatani jagung dengan tujuan memperoleh produksi yang tinggi. Jarak tanam erat kaitannya dengan keoptimuman jumlah tanaman per satuan luas dan meminimumkan kerugian pada nilai tanah serta biaya pemeliharaan. Penentuan jarak tanam berkaitan dengan penetuan pola tanam. Jarak tanam dapat dipengaruhi hasil, karena dengan populasi tanaman yang berbeda akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda pula. Peningkatan jarak tanam sampai tingkat kerapatan tertentu, hasil persatuan luas dapat meningkat.
Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk memanipulasi kerapatan tanaman. Petani di Desa Jayamandiri mengusahakan tanaman jagungnya dengan pola tanam tumpangsari. Alasannya karena dengan sistem ini apabila salah satu tanaman gagal panen maka dapat terganti dengan tanaman lain, yang sering ditumpangsarikan pada umumnya padi gogo dan singkong. dengan sistem barisan jarak tanam yang digunakan petani, antara petani berbeda, yaitu 100 Cm x 100 Cm dan 150 Cm x 100 Cm tergantung komoditi yang di tumpangsarikan adalah pada gambar sebagai berikut :

1. Jagung singkong jagung sinkong
2. Jagung padi singkong padi jagung padi sinkong
Menurut (Purwono dan Rudi Hartono, 2008). Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan dalam penanaman jagung sebagai berikut :

a. Tumpangsari (intercropping)
Pola tumpangsari adalah penanaman lebih dari 1 tanaman dalam satu luasan tertentu dengan umur tanaman sama atau berbeda dan jarak tanam teratur.

b. Tumpang gilir (relay planting)
Pola tanam tumpang gilir dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok dalam waktu yang berbeda, tetapi ditanam sebelum tanaman pokok dipanen sehingga terjadi overlapping (tumpang tindih).

c. Tanam campuran (mixed cropiping)
Pola tanam campuran adalah penanaman tanaman yang terdiri dari beberapa tanaman dan tumbuhan tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Dengan demikian, semua tanaman tercampur baur menjadi satu.

5. Teknik penanaman
Penanaman jagung dilakukan dengan cara di cangkul. Kedalaman lubang tanam tergantung kelembaban tanah. Kedalaman lubang tanam antara 5 cm sampai 10 cm, dua sampai 3 butir jagung di tanam di dalam lubang tanam, jika penanaman dilahan kering. Jagung dan padi gogo kerap ditumpangsarikan ditanam bersamaan. Ketika jagung berumur sebulan, ubi kayu di sisipkan. karena melakukan penanamanya di musim penghujan maka tidak dilakukan penyiraman.

6. Pemeliharaan

a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang rusak atau mati, sehingga populasi tanaman yang ada dalam areal pertanaman yang diusahakan tetap. Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur dua minggu setelah tanam.

b. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan merupakan salah satu tindakan agronomi dalam usahatani jagung dengan tujuan untuk meningkatkan produksi. Penyiangan adalah membuang atau membersihkan gulma yang tumbuh pada areal usahatani, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan. Penyiangan dilaksanakan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak akar jagung yang dangkal.
Pembumbunan bertujuan untuk menutup akar yang terbuka dan menjaga tanaman tidak mudah roboh. Pembumbunan dilakukan dengan cara menaikkan atau menimbunkan tanah pada pokok tanaman.

c. Pemupukan
Tanaman jagung untuk pertumbuhannya memerlukan unsur hara yang cukup, sehingga apabila kekurangan salah satu unsur hara tersebut dapat mengganggu perkembangannya. Pemupukan harus dilakukan dengan tepat, baik jenis maupun takarannya. Dampak positif dari pemupukan yang tepat adalah : 1) mempertahankan keseimbangan zat-zat hara dalam tanah, yang berarti mempertahankan kesuburan tanah, dengan demikian unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat tercukupi, 2) meningkatkan daya ikat tanah dan meningkatkan kesuburan tanaman, sehingga dapat mengurangi erosi, meningkatkan daya ikat air, dan 3) meningkatkan produksi tanaman baik kualitas maupun kuantitas.
Pada usahatani jagung, pupuk yang digunakan oleh petani selain organik (pupuk kandang), juga pupuk anorganik, yaitu Urea, SP-36, KCI dan Fhoska. Usahatani jagung pipilan varietas hibrida Bisi-2 di Desa Jayamandiri, setiap petani menggunakan dosis pupuk yang berbeda. Untuk rata-rata luas lahan yang diusahakan (0.482 ha), pemberian pupuk Urea adalah 191,88 kg, SP-36 54.61 kg, KCI 55 kg, Fhoska 110.22 kg dan Furadan 0.37 kg. Pemberian pupuk ini jauh dibawah rekomendasi yang dianjurkan untuk pemupukan Varietas Hibrida Bisi-2, yaitu Urea adalah 300 kg/ha, SP-36 100 Kg/ha, KCI 50 Kg, dan penggunaan Fhoska yang sebenarnya sudah cukup dengan menggunakan Urea,SP-36 dan KCI, dan begitupun sebaliknya cukup dengan menggunakan Fhoska saja.
Pemberian pupuk dengan cara dibenamkan diantara tanaman. Waktu pemupukan dilakukan dua kali selama periode pertumbuhan. Pemupukan pertama biasa dilakukan antara umur tanaman 10 sampai 15 hari setelah tanam dan pemupukan kedua pada umur tanaman 40 hari setelah tanam. Hal ini jauh dengan rekomendasi pemberian pupuk jagung hibrida Bisi-2.

d. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendali hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani di Desa Jayamandiri adalah pada waktu saat tanam yaitu diberi furadan perlakuan ini supaya pada saat tumbuh tidak terserang hama dan penyakit sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Pengendalian hama dan penyakit selama proses produksi umumnya dilakukan dengan menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida hanya bila diperlukan. Pengendaliah hama dan penyakit selain penggunaan varietas yang tahan, juga memelihara sanitasi lingkungan, sehingga tenaga kerja untuk pengendalian hama dan penyakit dapat ditekan dan biaya untuk pestisida dapat dikurangi.
Usahatani yang menerapkan teknologi PHT dapat memelihara lingkungan dan mengurangi biaya produksi, sedangkan hasilnya tetap tinggi, sehingga pendapatan petani akan meningkat.

7. Panen dan pasca panen
Setelah proses penanaman dan pemeliharaan selanjutnaya adalah panen dan pascapanen. Kedua proses tahap akhir ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan proses sebelumnya. Bila panen tidak dilakukan dengan benar maka kemungkinan akan kehilangan hasil sangat besar. Dengan proses panen dan Pascapanen yang baik dan benar akan mendukung peningkatan produksi jagung berkualitas yang diperoleh (Purwono dan Rudi Hartono,2008). Untuk itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penentuan waktu dan cara panen yang baik dijelaskan sebagai berikut:

1) Waktu panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua atau matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti halnya pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat yaitu masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering. Bila tujuan penanaman adalah biji kering,panen dilakukan bila telah berbentuk lapisan hitam (black layer) pada dasar biji sekitar 103 hari setelah tanam.

2) Tanda-tanda jagung sudah siap panen
Tanda-tanda jagung siap panen adalah kelobot telah kering, berwarna kuning, apabila dikupas biji telah keras dan mengkilat. Apabila biji ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas.

Selanjutnya penanganan pasca panen. Setelah dipetik dilakukan proses lanjutan diantaranya pengupasan dan pemipilan. Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan dilakukan untuk menurunkan kadar air di dalam tongkol dan kelembapan di sekitar biji tidak mengakibatkan kerusakan biji atau tumbuhnya cencawan. Setelah dikupas,jagung dilakukan pemipilan karena biji jagung melekat pada tongkolnya. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksinya cukup besar.
Lalu biji jagung dijemur sampai kering pengeringan dilakukan secara alami (tradisional), jagung dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar airnya yang terkandung di dalam biji berkisar 14%. Akan tetapi ada sebagian petani yang kurang memperhatikan kadar air sehingga merusak harga jagung yang berpengaruh kepada penghasilan petani,yang kualitasnya lebih bagus, karena pada umumnya harga jagung ingin disamakan.
Pengemasan biasanya, biji yang dipilih secara seragam baik bentuk maupun ukurannya. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahkan jagung dari campuran kotoran,yaitu dengan mesin atau manual. Setelah biji dibersihkan dari kotoran, dilakukan pengemasan sesuai tujuan pasar. Umumnya kemasan yang digunakan berupa karung dengan berat antara 50-70 kg.

Budidaya Jagung Jenis Unggul Lengkap

1. PERSIAPAN LAHAN
KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN :
  • Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
  • Memiliki cukup bahan organik.
  • pH netral sampai agak asam (5,5 – 7).
  • Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%.
  • Ketinggian 0 – 700 meter dpl.
  • Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.
  • Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup
  • Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)
Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik.

MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN :
  • Memperbaiki Struktur Tanah.
  • Memperbaiki Aerasi Tanah.
  • Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  • Menghambat tumbuhnya gulma.
  • Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)
Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar ±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar drainase lancar.

JENIS PENGOLAHAN LAHAN :
  1. Olah Tanah Konvensional / Sempurna; merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami.
  2. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah); merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan tercapai tujuan konservasi lahan. 
2. PERSIAPAN BENIH
BENIH BERKUALITAS :
Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

a. FISIK
- Ukuran benih seragam.
- Bebas jamur/hama gudang.
- Daya kecambah baik.

b. MORFOLOGIS
- Sifat yang khas.
- Tanaman seragam.
- Tahan cekaman lingkungan.

c. PERTUMBUHAN
- Pertumbuhan awal/vigor kokoh.
- Tahan hama dan penyakit.
- Tanggap terhadap pemupukan.
- Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.

d. HASIL
- Kelobot tertutup rapat.
- Ukuran tongkol besar.
- Produksi tinggi.
- Rendemen tinggi.
- Biji rapat dan berat.
- Biji tertata rapi.
Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani.

3. PENANAMAN
a. MANUAL
  • Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi.
  • Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal.
  • Lubangi tanah dengan tugal sedalam ± 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik.
  • Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.

(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm)

b. MEKANIS
  • Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan menggunakan PLANTER yang ditarik traktor.
  • Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga pemupukan.
4. PEMUPUKAN
  • Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping tanaman dengan jarak ± 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah.
  • Setelah pemupukan lakukan pengairan.
  • Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan.
  • Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) : Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk pupuk dasar ini adalah : Urea 200 kg / Hektar, SP36 150 kg / Hektar dan Kcl 100 kg / Hektar atau menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15 200 - 250 kg / Hektar.
Saat tanaman berumur 21 - 25 hst dan 35 - 40 hari setelah tanam pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan memberikan urea 200 kg / hektar atau 2,5 - 3 gram tiap tanaman. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.

Difinisi Pupuk
  • Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda.
  • Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama.
  • Kekurangan magnesium (unsur micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua.
  • Kekurangan Kalium (unsur K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna dimana ujung tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang.
  • Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis, ditandai dengan tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol tidak berbiji.
  • Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan pembentukkan biji tidak sempurna.
5. PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :
  • Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.
  • Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida (NOXONE 297SL).
  • Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).
6. PENGAIRAN
  • Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.
  • Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan tidak ada yang menggenang.
  • Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).
  • Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.
  • 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.

7. PANEN
  • Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada dataran rendah (sesuai varietasnya).
  • Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di batangnya hingga betul-betul kering (± 115-120 hst).Ciri-ciri jagung siap panen :
  • Klobot sudah berwarna coklat 
  • Rambut berwarna hitam dan kering 
  • Populasi klobot kering 90%
  • Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas 
  • Terdapat titik hitam pada bagian lembaga biji jagung 
     a. PANEN MANUAL
  • Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol dipotong) pada saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena menyebabkan turunnya produksi jagung. 
  • Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke dalam karung. Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk dijemur atau langsung dipipil.
     b. PANEN MEKANIS
  • Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih baik dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.
  • Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung dipipil. Untuk itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan panen. 
  • Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan. 
  • Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.

8. PASCA PANEN
  • Jagung yang sudah dipanen, disortir. Jagung yang jelek dipisahkan dari jagung yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan menghindarkan dari tertularnya jamur.
  • Setelah di rumah, jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28%.
  • Setelah jagung cukup kering atau memiliki KA 25-28%, maka jagung bisa langsung dipipil. Pemipilan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.
  • Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil perlu dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.
  • Jagung yang sudah cukup kering (KA = 20-25%) dikarungi dan disimpan di gudang untuk kemudian dibawa ke Pasar, Pedagang Pengumpul atau ke Pabrik Pakan Ternak. 

Cara Budidaya Jagung Yang Praktis

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang dapat di andalkan dan dikembangkan untuk menjadi komoditas unggulan pertanian kita. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi serta berkualitas, maka penanganan budidaya tanaman jagung haruslah dilakukan secara tepat, cermat dan menyeluruh mulai dari pemilihan benih unggul, pengolahan lahan, perawatan tanaman hingga pengendalian hama penyakit dan penanganan pasca panennya.

PENANAMAN
  • Lakukan Pengolahan Tanah sebaik mungkin.
  • Persiapkan Perlengkapan tanam seperti Tugal (mata satu dan mata dua) (lihat gambar diatas) dan Tali yang telah di tandai jarak tanam 20 cm dengan simpul tali plastik.
  • Gunakan Jarak Tanam : 70 cm x 20 cm untuk 1 tanam perlubang (lihat gambar diatas).
  • Masukkan benih dalam lubang tugal dan tutup dengan tanah yang gembur.
  • Sebelum memasukkan benih kedalam lubang tanam, dianjurkan terlebih dahulu benih diberikan fungisida sistemik 

PEMUPUKAN

A. Pemupukan Bersamaan Tanam (Pupuk Dasar)
Pemupukan bersamaan tanam (Pupuk Dasar) dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap serangan hama lalat bibitdan penyakit bulai.
  • Berikan Pupuk Dasar : NPK 15:15:15 = 200 - 300 Kg/Ha.Letakkan pupuk dengan jarak 5 cm disamping lubang benih (lihat gambar diatas).
  • Dosis pupuk yang diletakkan : 3 - 5 gram/lubang (lihat gambar diatas).
Catatan : Jika pemupukan bersamaan tanam (Pupuk Dasar) tidak dilakukan, pemupukan dapat di lakukan paling lama 10 HST dengan menggunakan pupuk UREA = 100 Kg/Ha dicampur NPK 15:15:15 = 200 Kg/Ha, dengan dosis perlubang tanam 3 - 5 gram.
Pemupukan bersamaan tanam dapat juga di lakukan dengan cara mencampur dari 3 jenis pupuk dengan rincian pupuk dan kebutuhan perhektarnya sebagai berikut :
  • UREA : 150 Kg/Ha, kebutuhan = 2 gram/lubang.
  • TSP46% : 150 Kg/Ha, kebutuhan = 2,5 gram/lubang.
  • KCL : 50 Kg/Ha, kebutuhan = 1,5 gram/lubang.
Total pemakaian pupuk dengan cara mencampur dari ketiga jenis pupuk diatas kebutuhan perhektarnya adalah 350 Kg/Ha dengan kebutuhan = 3 - 5 gram/lubang.

B. Pemupukan Susulan Pertama

TANAMAN UMUR 25 - 30 HARI
  • Lakukan pemupukan susulan pertama dengan : UREA = minimal 150 Kg/Ha.
  • Letakkan pupuk dengan jarak 10 cm disamping tanaman dan tutup dengan tanah.
  • Dosis pupuk yang diletakkan : 2,5 - 5 gram/lubang.
  • Lakukan penyiangan dan pembumbunan.
  • Berikan pengairan secukupnya.
  • Apabila timbul gejala hama/penyakit, semprotlah dengan menggunakan pestisida menurut anjuran.

C. Pemupukan Susulan Kedua

TANAMAN UMUR 40 - 45 HARI
  • Lakukan pemupukan susulan kedua dengan : UREA = 150 Kg/Ha + KCL = 50 Kg/Ha.
  • Letakkan pupuk dengan jarak 15 cm disamping tanaman dan tutup dengan tanah.
  • Dosis pupuk yang diletakkan : 2,5 - 5 gram/lubang tanaman.
  • Lakukan penyiangan dan pembumbunan hingga akar semu tertutup oleh tanah.
  • Berikan pengairan lebih banyak pada saat pembungaan dan pengisian biji.
  • Bebaskan tanaman dari gulma selama masa pertumbuhan sampai menjelang panen.
Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :
  • Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.
  • Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida. (NOXONE 297SL)
  • Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).

    PENGAIRAN
  1. Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.
  2. Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan tidak ada yang menggenang.
  3. Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).
  4. Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.
  5. 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.

Budidaya Jagung Dan Panduan Cara Menanamnya

A. Lokasi Penanaman
Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi yang baik untuk budidaya tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atu ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari.

Lokasi untuk budidaya tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuktanaman jagung, sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung, atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Syarat tumbuh dijelaskan sebagai berikut.

1. Susunan atau sifat tanah
Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki olehtanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk tumbuh.

2. Iklim
Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk pada tanaman jagung.
Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin, namun jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi kualitas jagung.

Tanaman jagung dapat berproduksi dengan baik dan berkualitas pada daerah yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian sampai 3000 meter dari permukaan laut. Namun, untuk jenis-jenis jagung tertentu, dapat juga pada tempat yang berbeda dari kondisi tersebut dan dapat berproduksi dengan baik.

3. Derajat keasaman tanah (pH)
Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsure kimia dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya cenderung bersifat asam.

Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih bersifat basa. Untuktanaman jagung sebenarnya toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan kemampuan hidup maksimal pada derajat keasaman antara 5,5 sampai 7.
Derajat keasaman ada skala 14 skala, untuk skala 1 sampai 7 bersifat asam, sedangkan antara 8 sampai 14 bersifat basa.

4. Kadar air
Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah. Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Jadi penanaman jagung pun banyak diawali pada saat musim hujan mulai tiba. Selain menghemat tenaga untuk menyiram juga menambah sejuk/menambah kelembaban udara. Sehingga tanaman tidak kekurangan air, karena dapat mengganggu proses fotosintesis atau penyusunan makanan yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi daritanaman jagung tersebut.

5. Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya adalah jumlah pancaran cahaya matahari yang intesif dan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis, juga untuk berproduksi, karena tanpa intensitas cahaya yang cukup, bunga tidak dapat berhasil menjadi buah.

6. Suhu lingkungan
Suhu adalah tingkat derajat panas suatu benda yang ada dalam lingkungan. Lingkungan tempat hidup jagung sangat perlu untuk diperhatikan, karena suhu yang tinggi dan kering akan mengganggu kelangsungan proses penyusunan makanan atau fotosintesis pada tanaman jagung.

Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan untuk proses perkecambahan jagung, yang paling tepat adalh antara suhu 21 sampai 27 derajat celcius. Jadi, sedikit lebih membutuhkan suhu yang lebih sejuk untuk pertumbuhan kecambahnya.

Pada umumnya tanaman njagung ditanam pada lahan yang kering dengan cara multikultur, artinya ditanam bersama dengan beberapa jenis tanaman yang lain. Namun, penanaman jagung pada lahan kering ini tidaklah mutlak, sebab ternyata tanaman jagung juga dapat tumbuh pada lahan basah yang terdapat pengairan serta sawah tadah hujan, secara monokultur yaitu menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman.
Cara penanaman jagung ada 2 cara, yaitu:

1. Multikultur
Multikultur adalah penanaman lahan dengan banyak jenis tanaman yang berbeda-beda secara bersama-sama. Misalnya dalam satu waktu pada suatu lahan ditanami jagung, ketela pohon, dan kacang tanah.
Cara ini sering juga disebut dengan istilah tumpang sari, yang mempunyai tujuan agar kesuburan tanah tetap terjaga, yaitu dengan menjaga keseimbangan persediaan unsure-unsur yang ada dalam tanah.

2. Monokultur
Monokultur adalh menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman secara berselang seling, atau bergantian. Misalnya sekarang jagung, tahap yang kedua padi atau sebaliknya.

Penanamn dengan car ini sering disebut dengan istilah rotasi tanaman. Rotasi tanaman pada dasarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan tumpang sari, hanya saja waktu penanaman yang berbeda maka pengambilan unsure yang ada dalam tanah juga bergantian. Tapi dengan cara bergantian pula unsur itu akan berkurang, sehingga diharapkan dengan penanaman yang bergantian, keseimbangan jumlah unsur-unsur dalam tanah juga tetap terjaga.

Selain itu juga diselingi dengan tanaman kacang agar dapat diperkaya unsur Nitrogen, karena tanaman kacang tanah dalam akarnya terdapat bintil yang ada bakteri Rhizobium dapat mengikat Nitrogen dari udara bebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penanaman kacang tanah, tanah akan subur kembali.
Kedua cara tersebut adalah bagian dari cara penanaman yang dipakai untuk mengatasi lahan yang sudah kritis.

Sebenarnya masih ada car yang lain untuk mengatasi lahan yang kritis, yaitu dengan sengkedan dan terasering. Sengkedan dilakukan pada lahan yang dapat berdampak pada erosi tanah. Sedangkan terasering dilakukan pada lahan yang miring dibuat sawah yang bertingkat-tingkat dengan tujuan untuk menghambat erosi.

Tanah yang terkena erosi terus menerus akan mengalami :
  • Kekurangan unsur-unsur hara di dalamnya
  • Mudah longsor
  • Pengurangan tingkat kesuburan
  • Tidak dapat ditanami
  • Mengurangi hasil produksi
Di bawah ini ada usaha-usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah apabila terjadi erosi pada lahan tanaman jagung, baik oleh air ataupun oleh angin:

1. Penjemuran
Penjemuran adalah cara yang sudah sering dilakukan oleh para petani sejak dahulu, terutama pada lahan persawahan, caranya dengan mencangkul tanah dan membaliknya, kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama beberapa hari. Tujuan penjemuran adalah untuk:
  • Membunuh bakteri pengganggu yang ada dalam tanah
  • Tanah mendapatkan aerasi/pengudaraan
  • Derajat keasaman tanah atau kebasaan dapat berkurang
  • Tanah dapat kembali subur
2. Penghijauan
Tanah yang kurang subur karena terkena erosi, biasanya akan sulit ditanami. Untuk mengatasinya, dapat dengan penanaman kembali atau penghijauan, yaitu dengan menanam pohon pohon pelindung.
Tujuan penghijauan adalah untuk:
  • Menambah kesuburan tanah, dengan cara pembuatan humus oleh tanaman pelindung melewati daunnya yang berguguran.
  • Akar tanaman pelindung dapat menahan laju air.
  • Mikroorganisme yang ada dalam humus akan dapat menguraikan zat organic dalam humus, sehingga menambah unsure hara dan kesuburan dalam tanah.
3. Rotasi tanaman
adalah menanami sebidang tanah dengan tanaman yang berbeda secara bergantian. Misalnya ditanami jagung, lalu ditanami padi dan seterusnya. Tujuan rotasi tanaman adalah:
  • Agar unsur hara yang ada dalam tanah tidak habis sekaligus
  • Jenis tanaman yang berbeda akan membutuhkan unsur yang berbeda pula, jadi pengambilan unsur terjadi secara bergantian.
4. Pemupukan
Pemupikan adalah usaha menambah atau mengganti hilangnya beberapa jenis unsure yang hilang bersama proses bercocok tanam.

Proses yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa unsur adalah:
  • Pemanenan dengan cara pencabutan sampai ke akar
  • Hanyut bersama dengan air saat penyiraman.
Macam-macam pupuk yang dapat digunakan antara lain :
  1. Pupuk kandang; Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak.
  2. Pupuk kompos; Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari pembusukan sampah organik. Misalnya dari sisa pembusukan daun atau bagian tanaman lain yang sudah mati.
  3. Pupuk hijau; Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan yang sengaja dicabut, kemudian di tanam di sekitar lahan pertanian. Tanaman yang sering di tanam adalah jenis kacang-kacangan.
  4. Pupuk anorganik atau pupuk buatan; Pupuk anorganik adalah macam-macam pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: 1) Amonium sulfat (NH4)2 SO4 atau sering disebut ZA, 2) Nitrogen Posfor Kalium (NPK), 3) Urea, 4) ASN atau ammonium sulfat nitrat

B. Benih Tanaman Jagung
Penyediaan benih adalah hal atau factor yang awal dan penting pada aktivitas bertanam jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula.

Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik adalah sebagai berikut :
  • Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
  • Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
  • Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
  • Biji terletak dalam barisan yang lurus
  • Tongkol memiliki ranbut yang banyak 
  • Tongkol sudah dijemur sampai kering
Biji yang unggul ditentukan oleh :

1. Faktor genetik
Faktor genetik adalah faktor yang berhubungan dengan genotip yang baik, dan biasanya diturunkan dari induk pada keturunannya, misalnya daya tahan terhadap penyakit, dan daya reproduksi.

2. Faktor fisik
Faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi meliputi kemampuan berkecambah yang tinggi, kadar air rendah, bersih dan bebas dari kotoran.
Untuk mendapatkan benih, sebaiknya kita beli dari tempat pemuliaan, sebab bila kita menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya, akan mengalaminpengurangan/penurunan kualitas/mutu.

Benih yang unggul dapat kita beli pada toko saprotan, distributor benih atau Balai Benih Induk (BBI). Dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur, maka benih harus kita fungisida, atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur. Misalnya untuk mencegah bulai, dengan cara sebagai berikut:
  1. Sediakan air sebanyak 1 liter
  2. Masukkan dalam air tersebut 5 g Ridomil
  3. Masukkan biji jagung kedalam larutan tersebut
  4. Rendam benih selama 15 menit
  5. Setelah itu keringkan sampai kering dengan cara dijemur.
C. Lahan dan Penanaman
Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung.

Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:
  1. Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan jagung.
  2. Memperbaiki sifat fisik tanah.
  3. Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.
Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul, bajak ataupun dengan traktor.
Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Memecah
Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalh menfubah kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak, agar dapt diproses selanjutnya. Alat untuk memecah kondisi tanah ini adalah traktor.

2. Membalik
Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau pemindahan posisi dari bagian tanah sebelas atas menjadi sebelah bawah atau sebaliknya.
Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.

3. Meratakan tanah
Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah. Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau kerbau atau tenaga manusia.
Di bawah ini perlu kita ketahui susunan dari lapisan tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama yaitu:

a. Lapisan tanah atas/top soil
Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain :
  • Terletak pada bagian paling atas dari tanah
  • Sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman
  • Berwarna gelap
  • Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan mencari makan pada bagian top soil ini
  • Tempat hidup berbagai mikroorganisme
  • Tempat terjadinya humifikasi
  • Tanahnya gembur
  • Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
  • Porositas dan drainasenya sangat baik.
  • Ketebalannya dipengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah tumbuhan yang ada di atasnya
b. Lapisan tanah bawah/subsoil
Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai berikut :
  • Berwarna lebih muda dan lebih terang
  • Porositas dan drainase rendah
  • Ikatan butiran tanah lebih stabil
  • Banyak mengalami pelapukan
  • Banyak mengandung tanah liat
c. Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock
Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain :
  • Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan.
  • Tempat terdapatnya kantung-kantung air.
  • Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam waktu yang lama.
Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah sebab akan lengket dan sukar digemburkan. Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya dalam keadaan lembab agar mudah pengolahannya.

Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:
  • Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan luas lahan.
  • Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm.
  • Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang kayu
  • Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya tumbuh benih.
4. Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga pada masa pertumbuhantanaman jagung masih tersedia air dari curahan hujan.
Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung disertai dengan furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali dengan tanah.

D. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung adalah proses yang penting, karena akan ikut menentukan hasil produksi dari aktivitas kita bercocok tanam jagung.

Kegiatan pemeliharaan tanaman jagung meliputi:
1. Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus menyiram lahan yang begitu luas, akan cukup merepotkan.
Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk :
  • Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan
  • Saat pembentukan tongko
Akibat kekurangan air adalah :
  • Biji lama/gagal berkecambah
  • Tongkol jagung menjadi kerdil
Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut :
Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara barisan tanaman jagung.. tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam saluran tadi, maka air harus dibuang.
Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung adalah :
  • Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah.
  • Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu.
  • Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4.
  • Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung adalah:

  • Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung bisa membusuk dan akhirnya mati.
  • Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.
2. Pembubunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai berikut:
  • Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut
  • Ambil hasil cabutan rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.
3. Pemberian pupuk
Pemberian pupuk yang dimaksudkan disini adalah pemupukan lanjutan, yaitu setelah tanaman jagung berumur 2 minggu, dengan cara ditaburkan pada larikan tanaman jagung
Pemberian urea juga diberikan setelah tanaman jagung berumur 40 hari, dengan tujuan meningkatkan jumlah dan kualitas tongkol jagung.

4. Pemberian garam inggris
Tujuan pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah untuk:
  • Menambah kesempurnaan pertumbuhan sruktur daun
  • Menambah kesempurnaan pertumbuhan tongkol jagung
  • Memperkuat daya tahan tanaman jagung dari serangan penyakit, seperti bulai
Cara pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:
  • Larutkan garam inggris dalam air dengan perbandingan 4:1
  • Semprotkan pada bagian daun tanaman
  • Lakukan penyemprotan setiap semnggu sekali selama 4 minggu berturut-turut.
5. Pembuangan bunga jantan
Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat bunga jantan keluar, tapi sebelum bunga mekar, jadi belum terjadi penyerbukan.
Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk:
  • Pengalihan kekuatan/tenaga pada pembuatan tongkol
  • Agar tongkol jagung menjadi lebih besar
  • Agar tongkol menjadi lebih banyak
Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari penanaman, untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran rendah. Sedangkan untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi, pembungaan bunga jantan dilakukan setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari yang diterima.
Cara pembuangan bunga jantan adalah sebagai berikut:
  • Goyang-goyangkan batang secara perlahan, jangan terlalu keras sebab dapat merusak bunga,
  • Perhatikan pelepah daunnya, tunggu sampai pelepah daunnya melebar.
  • Jika pelepah daun sudah melebar, maka cavutlah tangkai bunga jantan pada tanman jagung dengan hati-hati.
Tanaman jagung yang mengalami kekurangan zat makanan akan mengalami berbagaib gangguan antara lain:
  1. Kekurangan nitrogen (N); Akibat kekurangan unsur Nitrogen adalah tumbuhan menjadi kerdil, kurus, dan daun berwarna hijau kekuningan. Akibat yang paling parah tumbuhan jagung tidak berbuah.
  2. Kekurangan fosfor (P); Kekurangan Fosfor juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun agak ungu dan kaku. Pertumbuhan tongkol terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.
  3. Kekurangan kalium (K); Gejala yang tampak adalah ujung bagian bawah daun menguning dan mati. Tumbuhan menghasilkan buah yang kecil dan ujungnya runcing.
  4. Kekurangan Kalsium (K); Kekurangan kalsium menyebabkan daun mudanya tidak muncul dari ujung tanaman, daun agak kaku, berwarna kuning kehijauan dan kerdil.
  5. Kekurangan Magnesium (Mg); Tanaman jagung yang kekurangan magnesium, biasanya kerdil, bagian atas daun berwarna kuning. Dengan bergaris-garis tak normal berwarna putih. Daun yang tua berubah warna menjadi ungu kemerahan pada bagian tepid an ujung daun.
  6. Kekurangan belerang (S); Gejala yang tampak pada tanaman jagung yang kekurangan belerang adalah seluruh daunnya berubah warna menjadi kuning, baik dari daun yang muda sampai yang tua. Gejala lain adalah tubuh tanaman jagung menjadi kerdil dan tidak/terlambat berbunga.
  7. Kekurangan Seng (Zn); Gelala penyakit ini dilihat setelah tanaman berumur 2 minggu yaitu pada tengah daun terdapat garis kuning sepanjang tulang daun, sedangkan bagian tepi daun tetap hijau
  8. Kekurangan zat besi (Fe); Gejala penyakit ini dapat dilihat pada daun tanaman jagung bagian atasnya hijau pucat sampai putih di antara urat-urat daun.
  9. Kekurangan tembaga (Cu); Gejala penyakit ini muncul dengan diawali mengeringnya daun termuda, kemudian tanaman jagung menjadi kerdil dan daun yang tua mati. Gejala yang lain adalah batang jagung menjadi lunak sehingga mudah bengkok atau roboh terkena angin.
Back To Top