Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Cara pengeringan cabai keriting sebagai alternatif mengatasi turunya harga


 

Macam-Macam Cabai Kering
Cabai kering yang dikenal dipasaran sekarang ini terdiri dari berbagai bentuk : utuh, rajangan, belah, dan tepung. Semua jenis cabai kering ini rata-rata berkadar airmaksimum 8%. Kualitas cabai kering ini lebih sesuai dengan ketentuan atau permintan kensumen, baik rasa, warna, aroma, tingkat kepedasan, kadar kotoran, kadar vitamin (A dan C), bebas hama dan penyakit, serta modulus kehalusannya.

Cara Pengeringan
Proses pengeringan cbai sebenarnya tidak terlalu rumit. Banyak cara yang bisa digunakan, mulai dari yang sederhana sampai yang menggunakan mesin. Tahap pertama dalam pengeringan ini adalah persiapan, lalu dilanjutkan dengan proses pengeringan.

Persiapan Pengeringan
Tahap persiapan dalam pengeringan cabai adalah sortasi (seleksi). Pada tahap ini, cabai yang busuk, warnanya jelek, dan tidak seragam dipisahkan dari yang bagus. Dalam sortasi ini juga dilakukan pembuangan tangkai buah. Setelah bersih, cabai tersebut ditimbang. Selanjutnya dilakukan blanching dan perendaman dengan larutan BHT atau asam sulfat yang dicampur air, kemudian dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit. Proses perendaman dan pemanasan ini berguna untu menghilangkan hama dan penyakit dalam biji cabai yang akan dikeringka. Setelah itu, ditiriskan sampai agak kering. Cabai-cabai tersebut kemudian ditempatkan pada rak yang telah disiapkan untuk pengeringan. Cabai ini siap dikeringkan dengan sinar matahari, mesin, atau gabungan antara matahari dan mesin.

Proses Pengeringan
Cabai yang telah ditempatkan pada rak dapat dikeringkan dengan sinar matahari, mesin pengering, atau gabungan antara sinar matahari dan mesin.
  1. Pengeringan dengan sinar matahari; Pengeringan dengan sinar matahari memerlukan waktu yang cukup lama. Kadar air yang didapat sulit mencapai 10% dan hasilnya tidak bersih.
  2. Pengeringan dengan mesin; Pengeringan dengan mesin dapat menghasilkan cabai kering dengan kadar air 8%. Untuk mendapatkan cabai kering yang berkualitas bagus, panas yang digunakan harus rendah, yakni antara 40-500c selama 24-35 jam. Apabila suhu terlalu tinggi atau pengeringan terlalu lama dari waktu tersebut, warna cabai menjadi gelap.
  3. Pengeringan dengan sinar matahari digabung dengan mesin; Selain cara diatas, ada cara lain yang bisa digunakan untuk mengeringkan cabai. Cara tersebut merupakan perpaduan antara pengeringan secara alami dan pengeringan secara mesin.
Pertama kali cabai yang telah dibersihkan dijemur dibawah sinar matahari hingga kadar airnya mencapai 15-20%. Setelah itu, cabai tersebut dikeringkan lagi dengan menggunakan mesin untuk menekan kadar air sampai 8%. Bila mengandalkan sina matahari, untuk menekan kadar sampai dibawah 10%, diperlukan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, harus digunakan mesin pengering yang bisa diatur suhu ruangnya. Jika menggunakan mesin pengering, pengeringan cabai, setelah dijemur di bawa hsinar matahari, memerlukan waktu 24 jam. Dengan waktu sesingkat ini dapat diperoleh cabai kering berkadar air 8%.

Teknik Budidaya Cabai Keriting


 

TENTANG CABAI KERITING

Cabai keriting merupakan tanaman musiman dengan tinggi dapat mencapai satu meter, daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter dengan daun bunga putih. Tanaman cabai keriting merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang biak didataran tinggi maupun dataran rendah.

TEKNIK BUDIDAYA

Syarat Iklim
Pada umumnya cabai keriting dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai keriting adalah 24-27derajat C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160-230 C.

Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8.

Persiapan Lahan dan Tanam
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
  • Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
  • Pengapuran dilakukan jika tanah yang akan ditanami cabai keriting cendrung bersifat asam
  • Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30-40 cm, kemudian dikeringkan selama 7-14 hari.
  • Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110-120 cm, tinggi 40-50 cm, dan panjang disesuaikan dengan lahan.
  • Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang. Apabila menggunakan MPHP maka bedengan lansung dicampur dengan pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36, KCL atau pupuk NPK)
Penyiapan Benih dan Pembenihan
  • Benih dapat disemai langsung dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang
  • Sebelumnya bumbung diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK yang dihaluskan serta Furadan. 
  • Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam bumbungan hingga penuh. 
  • Benih cabai keriting yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0-1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. 
  • Berikutnya semua bumbung yang telah diisi benih cabai keriting disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. 
  • Setelah itu segera lindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan), pemeliharaan persemaian adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air, saat tanaman muda berumur 10-15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Campuran pupuk buatan ini disebar merata dengan tanah bedengan, setelah itu tutup tanah dengan plastik MPHP. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) benih cabai keriting yang ditanam. Setelah di pasang lalu lakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan.

Penanaman
Benih cabai keriting yang siap ditanam ialah yang telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Jarak tanam untuk cabai keriting adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, benih cabai keriting yang siap dipindah tanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Setelah media semainya cukup kering, benih cabai keriting di tanam dengan kokerannya.

Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi :
  • Pemasangan Ajir (turus) bertujuan untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah, pemasangan ajir dilakukan pada tanaman berumur 1 bulan setelah tanam hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman sewaktu memanennya.
  • Penyiraman (Pengairan) dilakukan pada awal pertumbuhan pada saat cabai keriting menyesuaikan diri tehadap lingkungan, maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan sesuai keadaan cuaca.
  • Perempelan Tunas dan Bunga Pertama bertujuan untuk merangsang pertubuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Dilakukan pada umur antara 7 – 20 hari.
  • Pemupukan Tambahan (susulan), sekalipun tanaman cabai keriting sudah di pupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan. Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, pada saat pertumbuhan bunga dan buah (generatif) menggunakan pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit, salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai keriting adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai keriting karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% – 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengendalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, dan cara kimiawi.
Pemanenan
Panen cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai keriting mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai keriting dipilih pada tingkat kemasakan 85% – 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai keriting untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali.
Back To Top