Mohon untuk bersikap bijak dalam setiap menyikapi infomasi dan berita yang beredar di internet karena tidak semua berita itu benar, terkadang di salah gunakan oknum tertentu untuk membuat kekacauan dan fitnah

Turki Punya Rudal Dengan Daya Jangkau 2.000 Km


Misteri Rudal Balistik ICBM Turki yang dirahasiakan telah sedikit tersingkap...

Seorang pensiunan Jenderal Angkatan Udara Turki mengatakan dalam siaran televisi HUBER TURK: "Kami (Turki) telah menghasilkan rudal berjarak jangkauan 2.000 km namun mereka bukan rudal yang efektif dalam soal biaya, mereka memiliki hulu ledak 500 kg, mereka tidak memiliki efek konvensional; kita harus memfokuskan rudal jarak pendek yang lebih murah." Katanya.

Turki yang berniat memiliki Rudal 2.000 km atau 2.500 km dapat sewaktu-waktu menghantam seluruh pangkalan Amerika di Timur tengah dan Eropa, kota Moskow Rusia, Tel Aviv Israel, Paris Perancis, Roma Italia, Teheran Iran atau London Inggris.

Saya punya keyakinan ketika presiden Erdogan dan Turki sudah berani tampil di banyak peperangan untuk membela kehormatan agama dan negara maka Turki juga sudah didukung dengan teknologi dan senjata senjata mutakhir yang tidak kalah dengan negara negara maju lainnya.

Sumber: Sahabat Erdogan, Huber Turk

[Video - Huber Turk]

Misteri Rudal Balistik ICBM Turki yang dirahasiakan telah sedikit tersingkap. Seorang pensiunan Jenderal Angkatan Udara...
Dikirim oleh Sahabat Erdogan pada Senin, 03 Agustus 2020
Turki Punya Rudal Dengan Daya Jangkau 2.000 Km

Turki Punya Rudal Dengan Daya Jangkau 2.000 Km




Misteri Rudal Balistik ICBM Turki yang dirahasiakan telah sedikit tersingkap...

Seorang pensiunan Jenderal Angkatan Udara Turki mengatakan dalam siaran televisi HUBER TURK: "Kami (Turki) telah menghasilkan rudal berjarak jangkauan 2.000 km namun mereka bukan rudal yang efektif dalam soal biaya, mereka memiliki hulu ledak 500 kg, mereka tidak memiliki efek konvensional; kita harus memfokuskan

Serukan Ke-Khalifahan Majalah Pro-Erdogan Mendapat Tantangan Kecaman Keras Dari Sekuleris Turki


[PORTAL-ISLAM] Sebuah majalah Turki milik kelompok media pro-pemerintah mendapat tantangan kecaman dari sekuleris Turki setelah menyerukan deklarasi ulang kekhalifahan Islam di negara itu. Seruan ini muncul setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengkonversi Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Gercek Hayat, majalah yang dimiliki oleh kelompok media Yeni Safak yang pro-pemerintah, menampilkan bendera kekhalifahan warna merah dari Kekaisaran Ottoman di sampulnya dan bertanya dalam bahasa Turki, Arab, dan Inggris; "Berkumpul untuk kekhalifahan. Jika tidak sekarang kapan? Jika bukan Anda, siapa?".

Gercek Hayat merupakan majalah yang berhaluan Islamis yang memiliki sekitar 10.000 pelanggan. Namun sampul itu memancing respons keras.

Beberapa surat kabar Turki pada hari Selasa mengecam sampul depan majalah itu. Gara-gara menyerukan bangkitnya kekhalifahan, media itu menjadi tending tropic di Twitter, di mana para pendukung dari kubu oposisi melakukan kampanye perlawanan secara online. Bahkan sebuah bar di Ankara telah mengajukan pengaduan pidana terhadap majalah tersebut, dengan mengatakan bahwa publikasi itu melanggar hukum yang melarang pemberontakan bersenjata terhadap Republik Turki dan menghasut orang-orang.

Debat seperti itu sangat berarti bagi masyarakat Turki sejak pemerintah Erdogan mengkonversi Hagia Sophia kembali menjadi masjid, sebuah langkah yang membatalkan salah satu gebrakan Mustafa Kemal Ataturk ketika dia mendirikan Turki modern setelah Perang Dunia I.

Dalam khutbah jumat perdana di Hagia Sophia yang baru saja diubah kembali menjadi masjid, Kepala Direktorat Urusan Islam (Diyanet) Ali Erbas membacakan kutukan yang disampaikan Mehmed II (Sultan Al Fatih), yang ditujukan bagi siapa saja yang mengubah Hagia Sophia dari masjid.

Oposisi sekuler memandang khutbah itu sebagai serangan terhadap Ataturk, yang mengubah bangunan itu menjadi museum sekuler pada 1934.

Ataturk menghapus kekhalifahan hampir 100 tahun yang lalu sebagai bagian dari reformasi sekuler. Selama berabad-abad, Kekaisaran Ottoman telah mengenakan jubah khalifah, pemimpin dunia Muslim dan gelar yang diklaim oleh para penguasa sejak kelahiran Islam pada abad ke-7.

Kaum konservatif religius Turki selalu melihat gerakan Ataturk sebagai sesuatu yang menentang persatuan umat Islam di seluruh dunia, karena di mata mereka, khalifah—seperti Paus di Vatikan—adalah wakil utama dari Islam yang hidup.

Bagi Ataturk, menghapus khilafah atau kekhalifahan sama halnya menghapuskan pusat kekuatan saingan di dalam negara,

Tetapi hukum yang diratifikasi oleh Majelis Nasional Agung Turki mengalihkan kekuasaannya ke parlemen itu sendiri daripada perdana menteri atau presiden.

Beberapa kubu Islamis Turki sejak itu mengatakan bahwa parlemen sekarang memiliki kekuatan untuk mendeklarasikan seorang khalifah baru, jika diinginkan.

Devlet Bahceli, politisi dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP), juga menentang diskusi kekhalifahan dalam pidatonya awal pekan ini.

"Kasus ini telah ditutup," kata Bahceli, dalam pidatonya di depan kelompok parlementernya. “Kebangkitan kekhalifahan berarti konflik baru dan gangguan domestik yang tak terduga. Tidak ada yang berhak melakukannya."

Kemal Ozer, editor Gercek Hayat, mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa kekhalifahan adalah persatuan umat Islam dan bukan melawan Republik Turki. "Sebaliknya, ini adalah tanah yang akan memperkuat Turki," katanya. "Mengapa mereka yang menolak Uni Islam berjuang untuk menjadikan Turki bagian dari Uni Eropa?"

Sumber: Sindonews

Turki salurkan daging Qurban kepada 20 juta di seluruh dunia


[PORTAL-ISLAM]  ANKARA - Sebuah yayasan amal yang dikelola oleh otoritas keagamaan Turki (Türkiye Diyanet Vakfı) akan menjangkau hampir 20 juta orang yang membutuhkan di seluruh dunia selama lebaran Idul Adha.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Ihsan Acik, ketua dewan pengurus Yayasan Diyanet Turki (TDV), mengatakan mereka akan menyembelih hewan Qurban dan menyalurkan daging ke seluruh Turki, serta ke 287 wilayah di 75 negara.

"Bangsa kami mempercayai yayasan kami dan menyumbangkan hewan Qurbannya kepada kami. Kami akan menyembelih hewan-hewan yang dipercayakan kepada kami di rumah [Turki] dan di luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan mengirimkannya kepada mereka yang membutuhkan," kata Ihsan Acik, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (30/7/2020).

Yayasan itu mengalami peningkatan sumbangan sebesar 25 hingga 30 persen tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kata Acik menambahkan hal ini disebabkan oleh pandemi di mana masyarakat lebih memilih untuk menyumbang ke badan amal daripada melakukannya sendiri.

Pada Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia yang mampu akan menyembelih hewan Qurban dan mendistribusikan sebagian besar dagingnya kepada saudara, tetangga, dan mereka yang membutuhkan.

"Sebagai bagian dari perayaan hari raya Idul Adha, tahun ini kami bertujuan untuk menjangkau saudara yang tertindas, yang membutuhkan, dan pencari suaka di rumah dan di luar negeri," tambah dia.

Acik mengatakan Turki selalu mampu mengatasi hari-hari sulit dengan persatuan dan solidaritas.

"Mudah-mudahan, kita akan mengatasi segala kesulitan akibat pandemi dengan cara ini," pungkas dia.

[Video - Salah satu negara yang mendapat qurban Turki adalah Togo di Afrika]
Sumber: Anadolu Agency

Shalat Idul Adha pertama di Masjid Hagia Shopia


[PORTAL-ISLAM]  ISTANBUL - Ribuan umat muslim Turki menghadiri shalat Idul Adha pertama di masjid Hagia Sophia pada hari Jumat, 31 Juli 2020.

Shalat Idul Adha pertama di Hagia Sophia sejak 86 tahun ini dipimpin oleh kepala Direktorat Urusan Agama (Diyanet) Ali Erbaş.

Datang dari seluruh penjuru negeri, ribuan umat muslim memenuhi Hagia Sophia, serta jalan-jalan di sekitar landmark bersejarah di Istanbul.

Ketua Parlemen Mustafa Şentop, Menteri Transportasi dan Infrastruktur Ali Karaismailoğlu, Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya dan Walikota distrik Fatih Istanbul Mehmet Ergün Turan hadir bergabung di Hagia Sophia.

Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk penggunaannya sebagai masjid.

Dua minggu setelah keputusan pengadilan, shalat pertama di Hagia Sophia diadakan dengan dihadiri sekitar 350.000 orang, serta tokoh-tokoh politik top di Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdoğan.

Pada hari Jumat ini, umat Islam menandai dimulainya Qurban Bayram, liburan empat hari yang menandai berakhirnya ibadah haji dan perayaan keagamaan terpenting kedua setelah Idul Fitri.

Pada hari suci ini, umat Islam mengorbankan ternak, yaitu, domba, kambing, sapi atau unta, untuk memperingati kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya Ismail atas perintah Allah.




Sumber: Daily Sabah

Back To Top